Kobaran amarah memantik pertikaian. Ketika rasa tak terima, menyeringai, menyeruak, meluap dan keluar dalam bentuk keganasan sikap. Tak mampu dibendung dengan kata maaf sekalipun.
Lidah api yang menyala terang seperti gambaran energi emosi yang tak terkendali. Meliuk ke kanan, terlampiaskan dalam kebrutalan. Meliuk ke kiri, menyingkirkan logika dan mata hati. Buta karena emosi.
Terlepas Mandau dari pelindungnya. Terangkat di tanah adat yang ramah. Bukan karena tak suka, namun membela kehormatan yang ada. Terinjak karena kebiadaban tingkah semata.
Kini, kehilangan menjadi pelajaran bersama. Bahwa tak semua kepemilikan abadi di tangan kita. Peran Tuhan lebih berkuasa atas apa yang tertumpah di tanah kita. Ikat tali tuk simpul perdamaian antara keduanya.
Olo manin aso buen siolondo....Aamiin....
Salam hangat salam literasi😊🙏
Love and peace😁✌️
EcyEcy; Benuo Taka, 17 Oktober 2019