Mohon tunggu...
EcyEcy
EcyEcy Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar

Sejatinya belajar itu sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Misteri Malam Jumat (2)

20 September 2019   16:03 Diperbarui: 21 September 2019   12:46 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Baca juga : Bagian 1

"Stttt...." Lelaki di depanku memandangku dengan mata melotot sambil meletakkan telunjuknya di bibir.

Aku pun menghentikan perburuan nyamuk nyamuk malam yang sepertinya sengaja mengganggu wajahku yang ganteng ini. Mungkin mereka iri dengan kegantenganku yang mengalihkan dunia mereka.

"Jangan membuat gerakan yang mencurigakan." Lelaki di hadapanku mengingatkan kembali sambil berbisik.

"Iya... iya."

*****

Oh iya, aku belum mengenalkan diri. Aku adalah Budi dan lelaki di hadapanku adalah Rudi. Kami adalah mahasiswa fakultas kehutanan yang sedang melakukan praktik kerja lapang di sebuah hutan alam yang dikelola perusahaan swasta.

Sebagai mahasiswa, praktik kerja lapang ini merupakan hal yang ditunggu tunggu. Bukan hanya lelah raga berkutat dengan buku buku tebal dan ujian. Namun mahasiswa pun butuh refreshing untuk menyegarkan otak. Oleh karena itu, mengikuti praktik kerja lapang ini seperti mendapatkan durian matang, senangnya setengah mati.

Walaupun keberadaan kami di lapangan ini tidak bersinggungan langsung dengan masyarakat, karena fokus kerja kami adalah di lahan hutan, tetapi aktifitas kerja kami selalu melewati wilayah pemukiman mereka. Jadi secara tidak langsung, kami selalu ada interaksi dengan masyarakat desa setempat. Biar kami tidak dikatakan sombong oleh mereka.

Kembali ke kisah sebelumnya. Kami pun mengendap mendekati bangunan misterius itu hingga sampai pada semak belukar di sampingnya. Suasana yang sepi cukup membantu telinga kami untuk mendengar percakapan yang mengalir di dalam bangunan tua tersebut dengan lebih jelas. Tampaknya ada dua orang yang sedang berbincang serius di dalamnya.

"Ma_maaf Pak, sa_saya tak mung_mungkin bi_bisa me_melaku_kukan hal se_seperti itu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun