Mereka yang pernah belajar teori motivasi, manajemen sumber daya manusia, atau pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia mungkin mendapatkan materi tentang teori kebutuhan McClelland.
Pada kesempatan ini, penulis akan membahas teori dimaksud dan mengaitkannya dengan kebutuhan organisasi. Tujuannya adalah bagaimana memanfaatkan teori ini sehingga menghasilkan produktivitas dan kinerja yang mumpuni.
Teori Kebutuhan McClelland
Teori kebutuhan yang dikemukakan McClelland berangkat dari kebutuhan manusia. Menurut McCleland, kebutuhan manusia ada tiga macamnya. Yakni, kebutuhan akan prestasi (need for achievement), kebutuhan akan afiliasi (need for affiliation), dan kebutuhan akan kekuasaan (need for power). Berikut penjelasannya.
Pertama, kebutuhan akan prestasi.
Dengan dorongan kebutuhan akan prestasi ini, orang terdorong untuk mengeksplorasi potensi dirinya sehingga bisa memberikan kinerja yang terbaik.
Di dalam organisasi pun demikian. Para karyawan pada dasarnya ingin unjuk prestasi, sebagai bentuk kontribusi terhadap perusahaan tempatnya bernaung.
Jika karyawan diberikan kesempatan untuk unjuk prestasi, maka mereka akan merasa mendapatkan atensi sekaligus pengakuan dari orang lain, khususnya dari atasan atau pimpinan.
Mereka dengan kebutuhan akan prestasi yang menonjol akan merasa senang kalau apa yang menjadi tujuannya bisa tercapai, apa yang menjadi tantangan bisa dijawab, apa yang menjadi hambatan mampu diatasi dengan baik.
Individu yang menonjol need for achievement (nAch)-nya menyukai tantangan. Namun, tantangan itu mesti realistis. Artinya, tantangan itu cukup menantang sekaligus bisa dicapai (achievable).Â
Selain itu, orang yang memiliki kebutuhan akan prestasi yang menonjol biasanya tidak suka mengerjakan tugas yang mudah alias biasa-biasa saja. Mereka lebih tertarik mengerjakan hal-hal yang memiliki tantangan dan tingkat kesulitan tertentu di dalamnya.