Untuk mendapatkan jawaban seperti itu, kita bisa mengajukan pertanyaan diawali dengan kata tanya 'mengapa' atau 'bagaimana'.
Misalnya, "Mengapa Saudara menentang kebijakan pimpinan?" "Bagaimana cara menemukan gagasan untuk ditulis?"
Kedua contoh pertanyaan di atas tentu saja membutuhkan jawaban yang panjang, berupa jawaban penjelasan. Tapi, sesekali pertanyaan tertutup juga silakan diajukan sepanjang diperlukan.
Ketiga, mengkonfirmasi kembali jawaban.
Saat kita bertanya, terkadang kita merasa perlu melakukan konfirmasi kembali tentang apa yang dikatakan pembicara.
Kita bisa mengulang jawaban yang disampaikannya secara ringkas sekaligus mengkonfirmasi untuk memastikan pesan yang dimaksud sama denga pesan yang kita tangkap.
Kemungkinan terjadinya miskomunikasi selalu ada. Oleh karena itu mengkonfirmasi adalah jalan terbaik untuk memastikan pesan yang disampaikan pembicara sama dengan pesan yang ditangkap, tanpa ada bias.
Banyak perselisihan terjadi gara-gara miskomunikasi ini. Ketersinggungan dan pertengkaran sering berawal dari kesalahpahaman dalam komunikasi. Di sinilah pentingnya mengkonfirmasi untuk memastikan isi pesan.
Keempat, hindari kesan menginterogasi.
Dalam komunikasi untuk tujuan umum dalam kehidupan sehari-hari, harus ada saling percaya dan saling menghargai antara yang bertanya dengan yang menjawab pertanyaan. Dengan demikian, kedua belah pihak merasa nyaman dengan pembicaraan atau perbincangan itu.
Yang perlu dihindari adalah pertanyaan yang terkesan menginterogasi. Kalau bukan karena kita adalah petugas berwajib yang memang ditugaskan untuk itu, hindari pertanyaan yang terkesan interogatif.