Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Biarlah Kucoba Menulis Tanpa Ide, Bisakah?

28 September 2021   20:36 Diperbarui: 28 September 2021   21:45 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menulis tanpa ide (Sumber: shutterstock.com).

Senang berdiskusi dengan mereka yang kebanyakan kaum milenial. Saya coba berikan pertanyaan. Mereka pun kompak memberikan pendapat sesuai dengan kemampuan masing-masing.

Memang terasa agak sulit memberikan pemahaman yang lebih intensif kepada mahasiswa dengan model perkuliahan daring seperti ini. Kalau bertemu atau bertatap muka langsung di kampus, diskusinya tentu bakal lebih leluasa dan seru.

Berharap dalam waktu dekat sudah diizinkan untuk kuliah tatap-muka. Sudah rindu ke kampus, bertemu dengan para dosen dan mahasiswa. Berbincang-bincang dengan mereka, alangkah menyenangkan.

Hidupkan Musik Keras-keras

Diary, sampai di sini saya merasa mentok. Apalagi yang akan saya tulis untuk menyambungkan kalimat demi kalimat sampai menjadi sebuah artikel. Tetapi, tunggu dulu. Oh ya, ada ide baru lagi muncul. Kali ini tentang keluhan seorang sahabat yang disampaikan beberapa hari lalu.

Keluhannya seputar suara musik dan lagu-lagu yang diputar dengan suara keras oleh tetangga sebelah rumahnya.

"Hampir setiap malam, antara pukul 19.00 hingga pukul 21.00 tetangga saya menyetel lagu-lagu kesukaannya. Kebanyakan gending-gending Bali. Sebenarnya saya suka dengan gending-gending Bali dan lagu pada umumnya. Saya penyuka lagu dan musik Bali, kendati tidak pandai menyanyi," tambah sahabat saya yang pensiunan PNS ini.

"Hanya saja, sang tetangga menyetel lagunya keras-keras sehingga saya merasa terganggu. Tetangga lainnya di sekitarnya pun merasakan hal yang sama. Tetapi, saya lebih banyak menahan diri daripada berurusan dengannya," imbuhnya.

Ia menjelaskan bahwa dulu, gara-gara memutar lagu dengan suara keras, dia dan beberapa tetangganya sudah pernah datang menegur. Bahkan, Ketua RT turun tangan memperingatkannya agar jangan memutar lagu-lagu dengan suara yang keras karena bisa mengganggu orang lain di sekitarnya.

"Setelah diperingati, ia mau berhenti untuk beberapa hari, tetapi kemudian kumat lagi penyakitnya, ia mengulanginya lagi perbuatannya. Ia kembali menghidupkan lagu keras-keras," jelasnya.  

Ditambahkan bahwa pernah terpikir olehnya untuk menggunakan dua salon box miliknya untuk menghidupkan lagu juga, mengarahkan kedua salon ke arah rumah tetangganya itu. Biarlah bersaing keras-kerasan suara. "Tapi... ya, hal ini tidak akan pernah saya lakukan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun