Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Peribahasa dari Bali tentang Pentingnya Ketekunan dan Pendidikan yang Baik

11 Juni 2021   18:23 Diperbarui: 13 Juni 2021   11:24 1474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tekun belajar| Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Saya tidak tahu entah kapan peribahasa berikut ini diciptakan. Saya sudah dapatkan begitu saja, dari orangtua atau dari pelajaran bahasa Bali, dulu. Sudah given, kata orang masa kini.

Kendati sudah lama ada, namun pelbagai peribahasa itu tidak lekang oleh waktu. Masih diingat, diwariskan, dan dipedomani dalam kehidupan masyarakat Bali, hingga kini.

Mengapa peribahasa lawas itu bisa lestari? Saya yakin karena nilai-nilai filosofis yang ada di dalamnya. Peribahasa ini rupanya diciptakan oleh para pendahulu untuk dijadikan pedoman hidup mulia.

Di samping dijadikan sebagai pegangan hidup, peribahasa tersebut juga menjadi rambu-rambu untuk mengingatkan agar orang tidak terlanjur salah dalam melangkah.

Misalnya, kalau sudah tahu lampu merah, mesti berhenti. Tapi, jika terus saja menerobos, ya, itu namanya kebablasan alias melanggar. Peribahasa itu bagai lampu traffic light, menjadi rambu-rambu sekaligus sesuluh.

Belajar Semasih Muda

Salah satu peribahasa yang kondang di berbagai wilayah di Bali bertajuk tentang pentingnya belajar selagi usia masih muda dan pentingnya ketekunan dalam belajar itu. Mari kita bahas satu per satu.

Pertama-tama peribahasa tentang perlunya belajar selagi muda. Terkait ini, Bali memiliki peribahasa yang berbunyi sebagai berikut:

buka ambengane, di cerikne mangan, di wayahne puntul.

Apa makna peribahasa tersebut? Arti harfiahnya adalah seperti tanaman ilalang, pada saat muda akan tajam, tapi saat tuanya tumpul.

Pembaca tentu tahu seperti apa tanaman yang bernama ambengan atau ilalang (fountain grass) itu. Tanaman ini sedikit lebih besar ukurannya dan lebih panjang dibanding rumput pada umumnya yang kita kenal. Daunnya yang muda cenderung tajam dan keras, tapi kalau sudah tua akan panjang dan tumpul.

Ambengan ini sangat mudah ditemui di tegalan atau pematang sawah. Peternak sapi terkadang mencampurkan rumput dengan ambengan sebagai makanan sapi mereka. Lebih afdal lagi bagi sang sapi peliharaan jika ditambah dengan dedaunan, seperti daun waru, daun santen, dan lainnya yang disukai para sapi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun