Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kisah tentang Buku yang Dimakan Rayap dan Artikel Headline yang ke-100!

14 Mei 2021   10:41 Diperbarui: 15 Mei 2021   05:48 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perpustakaan keluarga (Sumber gambar: luxesource.com)

Diary, ada hal yang membuat aku sedih pagi ini. Aku hampir menangis menemukan buku-buku milikku dimakan rayap! Bacaan kesayanganku menjadi santapan makhluk-makhluk kecil itu. Padahal, buku-buku itu bagiku masih sangat bermanfaat.

Kendati buku-buku itu sudah lawas, isinya bagus-bagus. Beberapa di antaranya ditulis oleh  penulis terkenal di dunia, misalnya D. J. Scwartz,  OG Mandino, Peter Drucker. Ada juga buku biografi HB Yasin. Yang terakhir, masih bisa dibaca kendati pada bagian pinggirnya sudah remuk.

Sudah lama buku bacaan ini tidak kubaca. Tersimpan di rak buku bersama arsip lawas. Ketika tadi pagi kubuka, eh, ternyata sudah dilahap oleh makhluk kecil-kecil ciptaan Tuhan yang doyan makan kertas dan kayu ini.

Akhirnya, aku pun membereskan semuanya. Membuang buku yang sudah remuk itu dan membersihkan bagian rak yang penuh dengan remah-remah buku bercampur tanah hasil perbuatan segerombolan  rayap.

Aku pun  membeli obat antirayap. Usai membersihkan rak buku, kusemprotkan obat anti rayap pada arak buku. Berharap makhluk tidak datang lagi.

Beruntung di bagian rak lainnya tidak sampai dijalari rayap, masih aman-aman saja. Rupanya aku harus sering memeriksa keadaan buku-buku tersebut agar tidak sampai parah seperti kejadian saat sekarang.

Memang sangat riskan menyimpan buku di rak kayu seperti saya lakukan. Rawan dimakan rayap. Lebih baik disimpan rak besi khusus untuk buku. Hanya, sudah kadung punya rak kayu. Mau diapakan kalau bukan dipakai sebagai tempat menaruh buku.

Diary, kendati aku sempat sedih pagi ini, aku juga senang karena hari ini genap seratus jumlah artikel utama yang berhasil kutulis di kompasiana. Jumlah, yang menurutku, sudah lumayan banyak. Jangan disandingkan dengan mereka yang rajin dan para senior kita di sini ya, he he he.

Satu hal yang kuingat ketika tahun-tahun awal menulis di kompasiana. Pada waktu itu, bahkan dalam waktu yang lama setelahnya, aku sekadar menulis di sini. Kurang memedulikan kualitas artikel.

Aku semata-mata menuliskan curahan hati atau lintasan-lintasan pemikiran, apa pun itu. Aku sekadar menulis dan kurang peduli terhadap kualitas. Sama sekali tanpa pendalaman. Pokoknya asal menulis. Menulis sekehendak hati!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun