Bagi penulis atau pengarang, membaca sudah merupakan santapan harian. Ia selalu mengalokasikan waktu untuk membaca.
Tanpa membaca dengan rajin, bagaimana seorang penulis bisa menulis dengan baik dan terjaga konsistensinya?
Akumulasi pengetahuan penulis akan bertambah secara signifikan dengan terus membaca buku-buku yang relevan dengan bidang yang hendak ditulis.
Di samping mendapatkan pengetahuan dari membaca buku, perbendaharaan kata penulis pun akan kian bertambah; sesuatu yang sangat penting bagi seorang penulis.
Para penulis perlu menetapkan jumlah bacaan setiap bulannya. Berapa buku yang akan dibaca setiap bulan? Satu, dua, atau tiga buku? Saya sendiri menetapkan membaca minimal dua buku dengan ketebalan sedang setiap bulan.
Dengan membaca buku secara kontinu, kita sudah menjalani proses memperkaya ilmu secara berkelanjutan. Hal ini akan menjadi bekal yang berharga kelak, apalagi bagi penulis.
Penulis yang tidak suka membaca, mungkin saja bisa tetap menulis, tetapi isi tulisannya akan begitu-begitu saja, tanpa perkembangan atau kebaruan yang berarti.
Ia akan kalah berkompetisi dengan para penulis yang kendati hadir belakangan tetapi senang belajar dengan menambah ilmu pengetahuan.
Penulis yang rajin membaca akan selalu mendapatkan inspirasi dengan gagasan atau ide yang tiada putusnya. Tulisannya pun kian bergizi dan enak dibaca. Maka, membacalah setiap hari dan petiklah inspirasi darinya.
Itulah lima tujuan membaca buku yang mesti ditetapkan. Nah, kalau ada yang bertanya, apa tujuan membaca, maka kita bisa menjawabnya dengan pasti dan lugas dengan menyebut salah satu atau lebih dari tujuan tersebut di atas.