Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Literasi, Perpustakaan, dan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Desa

4 Mei 2021   20:58 Diperbarui: 5 Mei 2021   16:30 995
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seorang anak sedang membaca buku di sebuah perpustakaan desa. Foto: KOMPAS.COM/MASRIADI SAMBO

Literasi. Kata yang satu ini belakangan semakin menguat saja. Pada banyak kesempatan, orang sering membahasnya, baik secara lisan maupun tertulis. Apakah ini pertanda kepedulian masyarakat kian menguat terhadap tumbuh-kembangnya praktik berliterasi di negeri ini? Apakah pembicaraan mengenai literasi berkorelasi positif dengan pelaksanaannya di lapangan? 

Kita tentu berharap ada korelasi positif, apalagi mengingat jumlah perpustakaan di negeri ini sudah cukup banyak, kendati peningkatan minat atau kegemaran membaca mesti terus dipacu.

Memaknai Literasi

Pada awalnya literasi dimaknai hanya sebagai kemampuan membaca dan menulis. Sebuah pemaknaan yang sempit atau terbatas.

Dalam maknanya yang lebih luas, literasi menyangkut aspek yang lebih dari membaca dan menulis. Pengertian literasi dalam arti luas adalah kemampuan individu dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung, dan memecahkan masalah dalam tingkat keahlian tertentu yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.

Berangkat dari pengertian itu, literasi memiliki tahapan-tahapannya. Terdapat 4 tahapan atau tingkatan dalam berliterasi, dari  mulai mengakses informasi sampai dengan yang sudah memiliki kematangan di dunia literasi. Mari kita bahas satu per satu.

Perpustakaan desa
Perpustakaan desa "Bu Made" (Buku Masuk Desa) dan salah seorang pengurusnya (Sumber: dokumentasi pribadi).

Pertama, kemampuan mengakses sumber informasi.

Inilah tingkat pertama dari literasi. Pada tingkatan ini, orang diharapkan bisa mengakses sumber informasi atau pengetahuan. Hal ini penting karena menjadi prasyarat untuk meningkat ke tahapan literasi berikutnya.

Bagaimana kemampuan akses (ability to access) masyarakat kita terhadap sumber informasi, terutama buku? Apakah buku-buku yang tersedia dapat diakses dengan mudah dan cepat? Inilah persoalannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun