Saya boleh dibilang seorang "provokator" dalam hal mengajak orang meneruskan pendidikan. Di mana saya bertugas dan bergaul, di situ saya akan mendorong orang-orang muda meneruskan pendidikannya. Di kantor tempat saya bertugas, sudah lama saya menjadi "provokator" di bidang ini.
Meneruskan Pendidikan
Menariknya, banyak yang mengikuti saran saya. Ada tiga karyawan yang sudah melanjutkan pendidikannya ke S2. Satu di antaranya sudah menyelesaikan pendidikannya, dua orang lagi sedang menyiapkan tesis.
Lebih banyak lagi pegawai yang saya dorong untuk meneruskan kuliah demi karier yang lebih baik di masa depan. Yang paling banyak saya dorong adalah mereka yang berpendidikan SLTA dan Diploma agar meneruskan pendidikan ke jenjang S1.
Ada kata-kata yang sering saya sampaikan kepada mereka. "Kesempatan itu hanya datang pada mereka yang siap. Maka, tugas kita adalah mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya, bahkan, jika bisa, lebih awal."
Kata-kata itu menjadi senjata ampuh bagi saya setiap kali hendak memengaruhi para sahabat muda agar tidak lagi menunda-nunda untuk meneruskan studinya.
Saya Sudah Menjalaninya
Saya berani mengatakan hal itu, karena saya sudah menjalaninya melalui proses panjang, lama, dan berat.
Saya masuk menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan ijazah STM, yang kemudian merangkak perlahan-lahan hingga menyelesaikan pendidikan S3 di sebuah universitas negeri di Denpasar, Bali.Â
Secara total saya menjalani pendidikan formal selama 24 tahun, di luar diklat dan kursus. Kemajuan karier pun mengikuti.
Apa yang saya katakan kepada sahabat muda, sudah saya lakukan sebelumnya. Jika tidak, saya belum tentu berani mendorong mereka untuk meneruskan pendidikan. Takut dituding balik, dibilang omdo, he he he.