Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Memungut "The 5 Life Wisdoms" dari Perjalanan Hidup!

10 April 2021   18:20 Diperbarui: 12 April 2021   04:11 1524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi wisdom oleh Gerd Altmann via Pixabay.com

Semakin jauh kita melangkah, semakin banyak yang kita lihat. Semakin banyak yang kita lihat, semakin banyak yang kita pelajari. Semakin banyak yang kita pelajari, semakin banyak kita pahami. Semakin banyak yang kita pahami, semakin matang kepribadian kita -- jika kita bersedia belajar dengan penuh kerendahan hati.

Begitulah perjalanan hidup dan kehidupan manusia. Kehidupan yang memberikan pelajaran untuk pendewasaan bagi siapa pun yang bersedia belajar darinya.

Dalam perjalanan kehidupan, ada sejumlah momen yang mengingatkan dan menuntun saya --dan mungkin siapa pun juga, untuk menjadi manusia yang lebih baik.

Momen kemunculan kebijaksaan yang saya pungut itu banyak ragamnya. Bisa dari membaca buku, bisa dari pelajaran olahraga, dari orangtua atau atasan, dan lainnya. Saya sebut saja dengan istilah "The 5 Life Wisdoms."

Pembaca ingin mengetahui catatan-catatan berharga tersebut yang saya pungut dari perjalanan hidup ini? Baiklah, akan saya bagikan untuk kita semua di sini. Inilah lima di antaranya.

Pertama, taklukkan diri sendiri.

Pelajaran menaklukkan diri sendiri ini datangnya dari perguruan beladiri Shorinji Kempo yang saya pelajari sejak lama. Berkutat di Kempo selama puluhan tahun membawa saya menyerap pelajaran demi pelajaran berharga di dalamnya.

Tidak melulu teknik beladirinya, bahkan terutama filosofinya. Di beladiri ini ada pelajaran yang bernilai filosofis: Taklukkan dirimu  sendiri sebelum menaklukkan orang lain! Atau, tundukkan dirimu sendiri sebelum menundukkan orang lain!

Bagaimana memahami pesan substansial ini? Ternyata, musuh terbesar itu sejatinya ada pada diri sendiri, bukan orang lain.  Sifat-sifat negatif di dalam diri, itulah justru yang menjadi musuh terbesar kita.

Apakah itu? Antara lain, kemarahan, ketamakan, kemabukan, iri hati atau dengki, kebencian, kemalasan, dan beberapa lagi yang lainnya. Itulah musuh sejati yang setiap saat bisa muncul dan harus dikendalikan jika tidak mau hidup kita menjadi ambyar karenanya.

Ilustrasi the 5 life wisdom (Sumber gambar:pinterest.com/annuaryg)
Ilustrasi the 5 life wisdom (Sumber gambar:pinterest.com/annuaryg)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun