Hari Minggu adalah hari yang tidak banyak pekerjaan yang mesti saya tangani. Hari pilihan bebas. Mumpung hari Minggu tanpa kegiatan, kami biasanya memilih jogging di lintasan jalan beraspal di pinggir laut.
Tetapi, kali ini bukan tempat itu yang kami tuju, melainkan sebuah pantai lain yang tidak jauh dari rumah. Namanya Pantai Kerobokan.
Pukul 06.00 saya dan istri sudah bersiap-siap berangkat. Kami meluncur ke pantai yang juga menjadi tempat wisata rintisan itu. Dibutuhkan waktu tidak lebih dari 10 menit perjalanan untuk tiba di lokasi.
Angin sepoi-sepoi, rindangnya dedaunan, suara burung, seperti sedang menyambut kami begitu kami tiba di sana dan turun dari mobil. Udara masih segar dan sejuk. Kebetulan belum banyak pengunjung yang datang pagi itu.
Setelah memarkir kendaraan, tanpa alas kaki, saya dan istri berjalan menyusuri pantai. Bentangan pantai Kerobokan terbilang cukup panjang.
Berjalan di atas pasir sungguh menyenangkan. Sesekali kami bersentuhan dengan lidah air laut yang terus berdenyut, menjulur-julur, dan terhempas di bibir pantai.
Banyak lubang-lubang kecil di sepanjang pantai. Lubang apalagi kalau bukan lubang buatan kepiting-kepiting kecil hitam yang tampak lucu dan imut itu. Ia membuat lubang di pasir sebagai sarang sekaligus sebagai tempat berlindung.
Kepiting yang sedang berada di luar lubangnya akan berlari kencang untuk kembali masuk ke lubangnya apabila ada yang mendekat. Setelah lewat, ia akan keluar lagi.
Terapi Kesehatan
Pasir hitam di sepanjang pantai Kerobokan sangat halus. Butiran-butirannya sangat kecil. Seperti pasir yang sudah diayak saja layaknya. Berkilat-kilat jika diterpa sinar matahari.