Keempat, meningkatkan kemampuan imajinasi anak. Cerita rakyat, baik yang dituturkan atau yang dibaca melalui buku dapat mengasah dan mengembangkan daya imajinasi anak-anak.
Dengan kekuatan imajinasi, anak-anak bisa membayangkan situasi tertentu selaras dengan cerita yang didengar atau dibacanya. Misalnya, ada bagian cerita yang menggambarkan tentang ombak laut yang demikian besar menggulung sebuah kapal atau hutan yang sunyi dan dihuni oleh dedemit, dan seterusnya.
Atau, ia bisa membayangkan bisa mendarat di sebuah planet bersama para astronot, bisa membayangkan dirinya sebagai seorang pilot pesawat terbang tempur, atau membayangkan mampu menyelam di kedalaman lautan untuk menjumpai kehidupan beragam biota laut nan cantik.
Jadi, daya imajinasi ini dapat ditumbuhkan di benak anak-anak dan ini akan membawanya pada pemikiran kreatif yang sangat diperlukan dalam menapaki masa depannya.
Dengan pengembangan imajinasi, ia bisa tumbuh menjadi pribadi yang berani berpikir besar, berpikir maju yang kemudian ditanamnya menjadi cita-cita.
Mempererat Hubungan Emosional
Kelima, mempererat hubungan orangtua dan guru dengan anak. Ketika orangtua menuturkan atau membacakan cerita pada anak, maka secara tidak langsung akan mendekatkan hubungan di antara mereka. Demikian pula antara guru dan murid, akan membuat hubungan akan semakin positif dan erat.
Hubungan emosional itu akan sangat membantu dalam upaya saling memahami antara anak dengan orangtua atau antara guru dengan siswanya.
Dengan dasar itu, maka peluang keberhasilan komunikasi, termasuk proses belajar-mengajar di sekolah juga akan terbantu. Demikian pula, tali kasih antara orangtua dan anak bisa diperkuat melalui pembacaan atau penuturan cerita rakyat ini.
Mendorong Minat Baca Anak
Keenam, mendorong tumbuhnya minat baca pada anak-anak. Pada awalnya orangtua atau guru bisa menyampaikan sepenggal cerita rakyat ini kepada anak-anak. Cerita itu dituturkan sedemikian rupa kepada mereka, namun tak seluruhnya.