Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Perjalanan Bersama Buku, Sebuah Refleksi

10 Januari 2021   09:46 Diperbarui: 10 Januari 2021   10:00 610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi membaca buku (Sumber: weheartit.com)

Pada artikel saya sebelumnya yang berjudul Tetap Saja Menulis Kendati Tidak Dibayar, Pertanda Apa?, seorang sahabat kita yang juga kompasianer, Mbak Ayra Amirah, menuliskan komentarnya, begini.

"Setuju Pak, Ketut. Saya pun menerangkan pada anak saya, ibu merasa lega setelah menyelesaikan satu tulisan. Menulis bukan untuk menerima uang. Kalau mau uang, kerja. Dalam sebulan pasti dapat gaji."

"Kalau menulis, lebih untuk membantu orang lain. Apa yang dulu ibu baca di perpustakaan, adalah tulisan orang lain. Bayangkan kalau ibu tidak punya bahan bacaan apa-apa. Tidak akan punya ilmu dan wawasan."

Membaca komentar itu saya jadi kaget dan ngeh. Apa yang ditulis Mbak Ayra Amirah benar adanya. Kita mungkin sudah banyak membaca buku selama ini. Entah buku itu kita pinjam dari perpustakaan, pinjam dari teman, dapat hadiah, atau dengan membeli sendiri.

Dari buku-buku itulah kita belajar berbagai ilmu pengetahuan, di samping belajar pesan-pesan berharga melalui karya imajinatif yang berupa cerita. Mulai dari cerita rakyat, cerita fabel, hingga novel klasik, dan novel terbaru.

Kita benar-benar dibuat semakin "kaya" oleh buku tersebut, ya, kian kaya akan pengetahuan yang sudah pernah kita baca sebelumnya.

Buku-buku itulah yang selalu mendampingi kita berproses dan menjalani hidup ini dengan motivasi  agar bisa menjadi manusia yang lebih baik dari waktu ke waktu.

Pengalaman Bersama Buku

Sampai di sini, saya jadi teringat dengan masa yang telah terlewatkan bersama sahabat yang tak pernah rewel bernama buku. Sebuah perjalanan yang tak pernah terputus hingga sekarang.

Semasih anak-anak, saya sudah menyenangi buku bahkan sangat menyukainya. Ketika masih SD, sangat sulit bagi saya menemukan buku yang bisa dibaca kecuali sedikit buku-buku pelajaran di sekolah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun