Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Menulis Artikel Opini? Inilah 4 Hal yang Harus Diperhatikan!

4 Oktober 2020   17:32 Diperbarui: 6 April 2021   13:35 3222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi menulis artikel opini (sumber: pexels)

Namanya saja artikel opini. Tentu yang lebih ditonjolkan adalah aspek opini-nya. Pendapat atau pandangan penulislah yang diutamakan, sama sekali bukan apa kata orang lain.

Memahami Artikel Opini

Secara konseptual, artikel opini berbeda dengan berita. Kalau berita pasti akan mengangkat data atau fakta dan pendapat narasumber yang diwawancarai, artikel opini justru lebih fokus pada pendapat penulisnya sendiri.

Di dalam sebuah tulisan berbentuk berita, tak boleh ada pendapat si wartawan masuk. Sebaliknya, dalam artikel opini, justru pendapat penulisnyalah yang diutamakan.

Lalu, seperti apa sesungguhnya artikel opini itu? Menurut saya, artikel opini adalah artikel yang berisikan pendapat atau pandangan penulis terhadap suatu permasalahan yang bersifat aktual disertai dengan data pendukung seperlunya.

Artikel opini menunjukkan pandangan penulis terhadap suatu persoalan atau permasalahan dan bagaimana penulis memosisikan diri dalam melihat persoalan dimaksud.

Berkaitan dengan penulisan artikel opini, melalui tulisan ini saya kemukakan 4 hal utama yang mesti mendapatkan perhatian. Keempat hal itu menjadi faktor penentu kualitas tulisan opini.

Mengutamakan Opini Penulisnya

Pertama, menonjolkan opini. Seperti saya kemukakan di atas, semua artikel opini fokus pada pendapat atau pandangan penulis artikel terhadap permasalahan yang dibahas. Yang ditonjolkan semata-mata pendapat si penulis, bukan pendapat orang lain atau hal lainnya. 

Misalkan, penulis melihat persoalan banjir yang terus-menerus melanda sebuah kota. Setiap kali musim hujan selalu saja muncul wilayah-wilayah yang terendam banjir. Si penulis tidak hanya akan mengutuki masalah itu, bahkan ia juga memberikan pandangan atau pendapat sebagai jalan keluar mengatasi persoalan tersebut.

Ia melihat banjir sebagai masalah dan mengajukan solusi yang memungkinkan masyarakat keluar dari persoalan tersebut. Untuk itu, pertama-tama ia mendeskripsikan masalah pada awal tulisannya, lalu mendeskripsikan juga keadaan yang diinginkan sekaligus sebagai pemecahan masalah. Dengan kata lain, ada masalah, ada harapan, dan ada solusi yang ditawarkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun