Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Kita Semua adalah Hasil dari Apa yang Kita Pikirkan!

29 Mei 2020   16:25 Diperbarui: 29 Mei 2020   17:53 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: dok pribadi

Saya  adalah penyuka buku. Membaca merupakan bagian rutin dari keseharian saya. Hampir setiap hari saya sempatkan membaca buku. Jika ada waktu, saya akan membaca cukup lama, namun jika waktu sangat terbatas, paling tidak saya akan membaca hanya 3-4 halaman buku. Di dalam pikiran saya, dengan membaca secara kontinu, saya terus bisa menambah pengetahuan, bahkan memperbaharui cara berpikir.

Ada tiga kategori buku jika saya kaitkan dengan membaca. Pertama, buku yang tak perlu dibaca seluruhnya. Kedua, buku yang saya baca seluruhnya, tapi cukup sekali saja. Dan, yang ketiga adalah buku yang saya baca secara lengkap dan lebih dari sekali. Perlakuan terhadap buku tersebut berkesesuaian langsung dengan penulisan dan mutunya.

Buku kategori pertama, adalah yang tak perlu dibaca lanjut. Mengapa tak lanjut? Salah satu alasan yang paling sering muncul karena buku itu sulit dibaca. Artinya, sejak membacanya pertama kali dari awal, buku itu sulit dipahami. Saya punya satu-dua buku semacam itu. Salah beli, he he.

Belum sampai seperempat persennya saya baca, akhirnya saya putuskan untuk berhenti. Buku yang terkadang sulit dibaca muncul dari kelompok buku terjemahan. Memang, jauh lebih banyak buku terjemahan yang bagus daripada yang sulit dibaca. Tapi, tetap saja ada satu-dua buku yang membuat otak jadi majal, tidak kunjung mampu mengertikannya. Kalau sudah begitu, ya, sudahlah, letakkan saja.

Buku dalam kategori kedua adalah yang saya baca keseluruhan, tapi sekali saja. Buku semacam ini terbilang buku yang bagus, tapi tak cocok kalau mesti dibaca lebih dari sekali. Misalnya, buku-buku yang memiliki kualitas yang baik, termasuk buku-buku novel. Saya belum pernah membaca buku novel sampai dua kali, kecuali untuk diresensi.

Buku dalam kategori ketiga adalah yang saya baca lebih dari sekali, bahkan berulangkali, setiap waktu ketika saya butuhkan. Termasuk ke dalam kategori ini adalah buku pengembangan diri, psikologi populer, leadership, motivasi, dan buku manajemen diri pada umumnya. Setiap kali saya memerlukan suntikan semangat, saya akan membaca buku-buku sejenis itu. Saya memiliki sejumlah buku tentang pengembangan diri yang selalu berada dalam jangkauan.

Salah satu buku yang termasuk ke dalam kategori ketiga ini adalah karya monumental James Allen yang berjudul As A Man Thinketh. Pembaca yang belum baca mau tahu isi buku international bestseller ini? Mari kita perbincangkan di bawah ini. Namun sebelum itu, saya ingin mengajak pembaca untuk mengetahui secara sekilas siapa pengarang buku terkenal di dunia ini.

Sebagaimana ditulis oleh Arthur R. Pell, Ph.D dalam kata pengantar buku, James Allen adalah seorang pria yang lahir di Leicester, Inggris, pada tahun 1864. Sebagai anak yatim piatu, ia harus bekerja dan mendidik dirinya sendiri. Ketika dewasa dia mencari nafkah dengan bekerja sebagai pegawai administrasi.

Allen keranjingan membaca dan suka mempelajari karya-karya penulis besar Rusia, Leo Tolstoy, serta kajian-kajian sains baru oleh Charles Darwin dan para ahli seangkatan dengan Darwin. Di samping itu, Allen juga menenggelamkan dirinya ke dalam bacaan yang berbau agama -- tak hanya agama Kriten yang merupakan agamanya, juga agama-agama Timur seperti Budha, Hindu, dan Konfusianisme.

Pada tahun 1902, ia keluar dari pekerjaannya sebagai pegawai administrasi dan berkonsentrasi untuk memulai karier sebagai penulis. Terbukti kemudian ia adalah seorang penulis yang sangat produktif, merampungkan banyak karya inspiratif sebelum meninggal pada tahun 1912.

Pengaruh Pikiran Terhadap Karakter

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun