Pasar tradisional, Ke sanalah kebanyakan masyarakat kita berbelanja kebutuhan sehari-hari. Daging, sayur-mayur, buah-buahan, ikan, dan banyak keperluan lain dibeli di pasar tradisional.Â
Kendati pun ada pasar modern seperti supermarket dan minimarket, sebagian besar masyarakat kita masih setia berbelanja ke pasar tradisional.
Physical Distancing Sulit Diterapkan
Kini, pasar tradisional berhadapan dengan sejumlah problem yang disebabkan oleh virus corona. Pada jam-jam sibuk berbelanja, keramaian pasar tidak terhindarkan. Biasanya mulai pukul 05.00 hingga pukul 09.00 pagi pasar tradisional biasanya dipadati pembeli.
Alhasil, physical distancing tidak bisa diterapkan dengan baik. Orang-orang dari banyak penjuru numplek blek di pasar tradisional pada waktu tersebut.Â
Mereka biasanya sampai berdesak-desakan mendapatkan bahan-bahan kebutuhanya. Kalau sudah begini, bagaimana menjaga jarak? Menghindari kerumunan atau keramaian? Sungguh sulit, dan ini masih menjadi persoalan.
Jika, misalnya, waktu berjualan dibatasi atau dipersempit, maka kondisinya akan lebih padat lagi ketika pasar mulai dibuka.Â
Pada awalnya pembatasan jam buka pasar dimaksudkan untuk mengurangi keramaian dalam jangka waktu panjang di pasar, ternyata tak menyelesaikan masalah. Karena, begitu pasar dibuka, masyarakat akan beramai-ramai datang ke pasar untuk berbelanja.Â
Semakin crowded-lah pasar tradisional kita. Interaksi fisik tak terhindarkan. Belum lagi mereka yang mengalami panic buying, boleh jadi akan memborong bahan-bahan makanan di pasar, untuk stock 2-4 hari ke depan.
Menemukan Solusi yang Tepat, Penyemprotan