Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Mengisi Waktu Pensiun dengan Menulis, Mengapa Tidak?

22 Februari 2020   21:11 Diperbarui: 23 Februari 2020   11:25 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi berbagi gagasan lewat menulis. (sumber: KOMPAS)

Semua orang yang bekerja di kantoran tentu suatu saat akan pensiun. Kita yang tadinya menggunakan waktu dengan demikian ketat, begitu pensiun akan merasa jauh lebih leluasa dalam mengelola waktu. Bahkan, boleh jadi cukup banyak waktu luang.

Beberapa sahabat yang pensiun mengakui, mereka merasa terbebaskan dari padatnya pekerjaan pada awalnya. Mereka merasa benar-benar merdeka. Tetapi, hal ini terasa hanya paling lama selama tiga bulan pertama setelah memasuki masa pensiun.

Atasi Kekosongan Aktivitas dengan Menulis

Setelah itu, banyak diantaranya mengalami kekosongan aktivitas. Banyak waktu yang terbuang percuma. Dan, sebagian besar diantaranya dipakai melamun dan mengenang masa-masa berdinas dulu.

Dalam masa kekosongan itu, bermacam-macam pikiran  bisa saja datang mengganggu. Sebagian diantaranya adalah lintasan-lintasan pikiran negatif. Nah, kalau sudah pikiran-pikiran negatif yang datang, boleh dipastikan penyakit akan mengikuti. Pikiran mempengaruhi kesehatan, bukan?

Nah, daripada menjalani hidup tanpa berbuat sesuatu yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain, ada baiknya digunakan untuk menulis. Banyak media yang bisa dimanfaatkan untuk mengekspresikan diri melalui tulisan. Tinggal dipilih, media mana yang dirasa cocok.

Sahabat karib saya, Romi Sudhita, seorang pensiunan dosen. Sejak mahasiswa, kemudian semasih menjadi staf pengajar di kampus, hingga pensiun sekarang, beliau tetap menekuni dunia tulis-menulis.

Bahkan setelah pensiun aktivitas menulisnya semakin menjadi-jadi. Setiap pagi, facebook beliau akan diisi antara lain dengan status ajakan minum kopi, ditambah pula dengan cuplikan isi koran yang terbit pada hari itu. Kalau sedang jalan-jalan menikmati kuliner yang banyak muncul belakangan ini, beliau tak pernah lupa memposting hal itu di facebook.

Di samping itu, Pak Romi juga tak menghentikan kesenangannya menulis artikel di beberapa koran. Beberapa koran lokal seringkali memuat tulisannya yang membahas tentang dunia pendidikan dan kemasyarakatan. Ia bahkan mengatakan bahwa aktivitas menulis yang dia lakoni hingga sekarang akan terus dilakukan sampai dia tak mampu menulis lagi.

Di kompasiana, kita mempunyai sahabat yang pantas menjadi teladan dalam dunia tulis-menulis. Beliau adalah Pak Tjiptadinata Effendi dan Ibu Roselina Effendi. Pasangan suami istri ini sangat rajin menuangkan ide-ide di kompasiana. 

Nyaris tiada hari tanpa tulisan beliau. Terus-terang saja, saya suka dengan artikel-artikel Pak Tjip dan Ibu Rose --ijinkan saya memanggil beliau begitu.  Tulisan-tulisan kedua senior kita ini sarat pesan, sarat gagasan, yang pantas dinikmati oleh pembaca.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun