Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

CPNS, Integritas, dan Profesionalisme

22 Januari 2019   13:51 Diperbarui: 22 Januari 2019   14:03 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Selamat datang Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di lingkungan birokrasi pemerintahan  RI. Anda termasuk bagian dari generasi muda yang terpilih karena kemampuan sehingga bisa masuk ke jajaran pemerintahan. Ratusan bahkan ribuan pelamar tidak lulus karena hasil test-yang tidak memenuhi syarat, juga karena keterbatasan kuota.  Persiapan dan perjuangan Anda tidak sia-sia.

Lalu, apa selanjutnya? Setelah melengkapi semua berkas, Anda akan segera mendapatkan Surat Keputusan sebagai CPNS. Lagi-lagi selamat! Gaji yang akan Anda terima masih 80 persen, tentu saja. Mengapa hanya 80 persen? Ingatlah, dengan status CPNS Anda masih sebagai 'calon'. Sebagai calon, berarti belum seratus persen PNS.  Boleh dikatakan ini adalah masa percobaan, apakah Anda layak jadi PNS dalam satu-dua tahun ke depan atau tidak. Akan ada yang namanya diklat prajabatan yang mesti diikuti. Diklat ini ini memberi Anda pengetahuan dan kemampuan dasar sebagai PNS/ASN. Apabila lulus diklat, dipandang cakap, dan memenuhi peryaratan lainnya, barulah Anda diusulkan menjadi PNS penuh (seratus persen).  Sampai di sini, Anda pantas diberikan ucapan selamat sekali lagi, karena tembus menjadi PNS.

Integritas Diri

Paling tidak ada dua hal, menurut penulis, yang seyogianya menjadi modal dasar terpenting yang harus dikuatkan ketika seseorang masuk di jajaran pemerintahan. Saya sebut sebagai modal dasar, karena kedua hal tersebut mutlak diperlukan ketika yang bersangkutan mengabdikan diri untuk negeri ini, sekaligus menghindarkan diri dari penyalahgunaan wewenang.

Pertama adalah integritas. Apakah integritas itu? Integritas tiada lain adalah keselarasan antara pikiran, perkataan, dan perbuatan yang dilandasi nilai-nilai kebenaran. Nilai (value) yang terkandung di dalam integritas, antara lain meliputi kejujuran, memiliki rasa tanggung jawab, bisa diandalkan, dan bisa dipercaya. Nilai kejujuran, salah satunya harus dipertahankan di tengah banyaknya kasus-kasus penyalahgunaan wewenang, seperti korupsi.  Berani jujur itu hebat! Apa yang diberikan tugas oleh atasan hendaknya juga bisa dipertanggungjawabkan. Artinya, kepercayaan yang diberikan untuk melaksanakan tugas kedinasan seyogianya dilaksanakan dengan sebaik-baiknya hingga tuntas. Tunjukkan bahwa Anda adalah pribadi yang bisa diandalkan. Jauhi kebiasaan mengeluh. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.

Menjadi Profesional 

Kedua, tingkatkan profesionalisme. Setelah berhasil jadi CPNS, lantas berhenti meng-upgrade diri?  Jangan! Sebaliknya, teruslah belajar dan belajar. Jadilah sang pembelajar sejati. Asah kemampuan Anda terus-menerus. Tak hanya bisa belajar dari atasan atau pimpinan. Anda bisa ambil kursus/diklat  tertentu sesuai tugas dan minat. Teruslah update pengetahuan dan keahlian secara berkesinambungan.

Bekerja secara profesional mengandung makna Anda bekerja berdasarkan kemampuan dan keahlian yang diperoleh dari pendidikan dan pelatihan. Tidak sekadar bekerja tanpa latar belakang pendidikan yang memadai dan tanpa nilai-nilai  dasar seorang profesional. Tentu saja baru masuk sebagai CPNS, orang tak bisa tiba-tiba menjadi profesional. Perlu waktu untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan. Akan ada pendidikan dan pelatihan yang disediakan pemerintah yang bisa Anda pilih dan ikuti. Ada diklat yang bersifat teknis, ada pula diklat kepemimpinan (leadership). Beasiswa belajar di dalam dan luar negeri pun acapkali tersedia. Di luar itu, terdapat pelbagai sumber dari mana Anda bisa belajar. Ada buku, koran, majalah, kursus, kuliah di universitas, dan sebagainya. Belajar secara otodidak juga tak kurang baiknya untuk memperlengkapi diri.

Sekali lagi, selamat datang di jajaran birokrasi. Jadilah penerang jalan dan pelayan dengan modal integritas dan profesionalisme.

( I Ketut Suweca, 22 Januari 2019).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun