Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kuliah, Berburu Ilmu atau Gelar?

19 Januari 2019   14:16 Diperbarui: 19 Januari 2019   14:22 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Penulis mengajar di sebuah perguruan tinggi di luar tugas sebagai pegawai negeri. Mengajar, walaupun hanya dua kali seminggu, menjadi semacam kesenangan karena bisa berbagi pengetahuan kepada generasi penerus. 

Bertemu dan berdiskusi dengan generasi muda bangsa ini, sungguh menggembirakan.  Apalagi mengingat mereka adalah tulang punggung bangsa di kemudian hari. Artiinya, kualitas merekalah yang menentukan kualitas bangsa ini di masa depan. Penulis bersyukur sekali diberikan kesempatan oleh Tuhan untuk berbagi pengetahuan dengan generasi yang sebagian besar kaum milenial.

Memulai mengajar di awal semester, di sela-sela perkenalan, acapkali penulis mengajukan pertanyaan kepada para mahasiswa, baik mahasiswa S1 maupun S2. Pertanyaan itu sederhana, tapi penulis minta agar dijawab dengan jujur: "Saudara kuliah untuk mencari iilmu atau semata-mata untuk memburu gelar?" Karena hanya ada dua pilihan, maka jawabannya pun, seharusnya, salah satu saja. Lalu, apa jawaban mereka?

Berburu Gelar

Ada beberapa yang mengatakan bahwa mereka mengutamakan mencari ilmu pengetahuan. Jadi, untuk memperoleh ilmu pengetahuan-lah yang menjadi tujuan utama. Kalau kemudian mendapatkan gelar dan ijazah, itu adalah buah dari ketekunan yang panjang. "Jika kuliah semata-mata untuk dapatkan gelar, kuliahnya bakal sekadar saja, tidak bersungguh-sungguh. 

Boleh jadi kuliahnya bisa dihitung dengan semua jari satu tangan per semester. Belajar juga jadi malas." ujar seorang mahasiswa. "Sudah gitu, kalaupun beruntung bisa tamat, ya nggak tahu apa-apa, nggak bisa apa-apa, jadi malu-maluin," tambahnya.

Di samping itu, ada yang memilih mengutamakan gelar. Menurut yang termasuk kelompok ini,  ijazah itu sangat penting di zaman now. "Yang penting bisa dapatkan selembar ijazah berikut gelar di depan atau di belakang nama. 

Persoalan ilmu, nanti kan bisa di pelajari selepas kuliah," argumennya. Katanya, masyarakat masih mengedepankan ijazah dan gelar daripada ilmu. "Asal sudah punya ijazah, ditambah sedikit koneksi, ya pasti bisa bekerja," ujarnya ringan.

Memilih Keduanya

Ternyata tak hanya dua kelompok pemikiran yang muncul. Ada juga kelompok terakhir yang mau kedua-duanya, ya gelar/ijasah, ya ilmu. Argumen mereka yang di kelompok ini, antara lain, agar selaras antara gelar yang dipakai dengan ilmu yang dikuasai. 

"Kalau mau gelar, dulu tuh pernah ada yang menawarkan gelar dan ijasah master tanpa perlu kuliah. Setelah bayar sekian puluh juta langsung diwisuda. Jika itu diikuti namanya membohongi diri-sendiri," tandasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun