Oleh : Rido Nugroho (Analis Impor)
Fact 1
Menteri Pertanian mengklaim surplus beras dan on progress menuju swasembada beras. Tapi Menteri Perdagangan justru buka impor beras menjelang masa panen.
Fact 2
Awalnya permendag 103/2015 mengatur impor beras utk stabilisasi harga hanya dapat dilakukan 1 bulan sebelum panen dan 2 bulan setelahnya.
Tiba2 muncul permendag 1/2018 yg menghapus ketentuan larangan impor beras menjelang masa panen !
Kenapa harus dihapus aturan itu ? padahal saat impor dilakukan menjelang masa panen, maka harga hasil panen petani akan jatuh
Fact 3
Untuk meminimalisasi penolakan impor Menteri Perdagangan mengatakan impor yg dilakukan adalah jenis beras khusus yg tidak dihasilkan didalam negeri. Pertanyaan nya untuk menstabilkan harga beras kok yg diimpor beras khusus yg harganya lebih mahal (beras perhotelan) ? padahal kebutuhan masyarakat beras medium, apakah beras khusus akan dijual dengan harga medium ? lalu siapa yg harus menanggung rugi karena menjual beras khusus dibawah harga ?
Kesimpulan :
Ambisi yg tidak sesuai fakta membuat harga beras bergejolak jelang masa panen. Saat gejolak sudah terjadi kemendag terpaksa menghapus aturan yg pada dasarnya melindungi kepentingan petani dan negara terpaksa mengimpor beras mahal untuk dijual murah