Mohon tunggu...
Ecik Wijaya
Ecik Wijaya Mohon Tunggu... Penulis - Seperti sehelai daun yang memilih rebah dengan rela

Pecinta puisi, penggiat hidup

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perundungan Pun Memilih Kelas Gender

8 September 2021   23:31 Diperbarui: 8 September 2021   23:35 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

( Saya mengalami sendiri, bagaimana lingkungan kerja saya memperlakukan saya berbeda dengan kawan kerja pria. 

Evaluasi kinerja tidak berjalan semestinya, atasan memilih tidak banyak bicara bila kawan-kawan kerja pria tidak mengerjakan tugas mereka dengan baik. 

Berbeda dengan saya dan teman perempuan saya, bila itu terjadi pada kami.. waduuh..suaranya bisa melengking kemana-mana baik lewat tatap muka mau pun via telepon.

 Sikap atasan terhadap kawan-kawan pria sangat manis dan suara lembut dalam situasi yang sama. Sempat terpikir.. jangan-jangan atasan saya yang takut pada kawan-kawan pria itu yang merupakan bawahannya. Atasan saya, pria lho!) 

3. Perempuan untuk berprestasi hingga ke level atas atau memimpin suatu bidang lebih banyak mengalami tekanan dengan stigma perempuan tak bisa memimpin  dengan dipandang rendah. Biasanya perempuan yang gigih berprestasi sering dianggap sebelah mata.untuk mendapatkan promosi-promosi dari  bidang pekerjaannya.

Dari contoh diatas saya anggap sudah menjadi cerita umum dan tanpa disadari itu juga terjadi lingkungan kita bekerja. Bila hal ini terjadi ada baiknya kita belajar beberapa hal berikut:

1. Belajar mengolah emosi, agar ketika perundungan terjadi pada kita tidak membuat kita kehilangan percaya diri, stres atau sampai depresi. Tarik nafas yang terhitung dan kembalilah fokus melakukan yang sedang dikerjakan.  Abaikan sekitarkita disaat kita mersa mulai tertekan.

2. Hindari percakapan antara rekan kerja dalam urusan pribadi. Kadang persaingan yang berat dalam dunia kerja, bisa membuat partner kerja kita memakai pembicaraan pribadi untuk menjatuhkan kita.

3. Carilah partner kerja yang sudah ditimbang dan ditelusuri memiliki cita-cita yang sama membangun dunia kerja yang sehat.

4. Berlakulah adil pada diri sendiri dulu. Bila hati kita menolak untuk melakukan suatu pekerjaan yang bukan tupoksi kita, kuatkan hati  untuk langsung menolak pekerjaan tersebut. 

5. Bila sudah tak tertahankan. Jangan paksa diri kita berada di lingkungan yang sudah tak sehat, Resign!. Berpikir positif bahwa ada tempat kerja yang lebih baik diluar sana dan pasti ada. Dunia tak selebar daun kelor, harus berani untuk melepaskan genggaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun