Mohon tunggu...
Ecik Wijaya
Ecik Wijaya Mohon Tunggu... Penulis - Seperti sehelai daun yang memilih rebah dengan rela

Pecinta puisi, penggiat hidup

Selanjutnya

Tutup

Puisi

"Padamu (Nun) yang Dekat"

31 Juli 2021   01:04 Diperbarui: 31 Juli 2021   02:10 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hatiku jatuh pada tanah-tanah berdarah
Yang sungainya sungai airmata
Yang pohonnya ditebang dari rasa kemanusiaan Yang lautnya muara segala doa para teraniaya
Ah hatiku berserak
Menyerpih dengan rasa malu yang tiada kepalang Setangkup rindu samar pada kehijauan welas asih
Pada ketentraman yang hangat semesta

Di (Nun),
Yang tertangkap oleh mata dan hati
Yang terpaksa dibangunkan untuk dijatuhkan berulang kali
Ketika lemah untuk segala daya dan upaya lebih dekat
Maka di semesta aku titipkan segala sandaran
Yang jatuh pada tanah-tanah berdarah
Di (Nun)
Dalam (Nun)

(Nun) yang jauh dari pandangan kemarin
Kita dekat-dekat kali ini, terlalu
Sungai airmata itu pun sedang menenggelamkan kita
Pohon-pohon kemanusiaan yang ditebang itu ada di kepala kita
Laut yang muara doa para teraniaya keluar dari mulut kita sendiri
Lebih lagi, kitalah sang penganiaya diri sendiri
Ya, kali ini kita yang (Nun) dulu adalah (Nun) untuk pandangan dipelupuk mata mereka

Alangkah kiranya keselamatan masih ditasbihkan untuk kita
Semoga (Nun) berdiri saat tanpa lagi airmata
(Nun) yang dekat
salam untukmu (Nun)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun