Mohon tunggu...
Ecik Wijaya
Ecik Wijaya Mohon Tunggu... Penulis - Seperti sehelai daun yang memilih rebah dengan rela

Pecinta puisi, penggiat hidup

Selanjutnya

Tutup

Puisi

"Ada Koma, Bahagialah"

23 Juni 2021   20:16 Diperbarui: 23 Juni 2021   20:20 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Terlampau lama hilir mudik di pekarangan rumah sendiri.. Tanpa titik. Tanpa koma. Berputar tanpa merasa perlu keluar pagar. Merasa tercukupi siraman matahari dan wangi kembang taman sendiri. Hidup terasa mengayun sudah Tapi, pagi ini beda. Ada jeda sesaat yang menampar cengkrama. Ada sepi yang mencipta sunyi. Ada koma. Ternyata kesendirian terlalu mengakar didada. Hingga sekitar tak lagi menawan pandangan. Sibuk menghitung macam warna kembang. Hingga tak ada senandung selain gema dari mulut sendiri.

Ternyata rindu tetap menerobos meski sudah dibekap erat. Meski sudah jauh melewati jalan-jalan peta kepala. Sudah banyak muslihat untuk mengelabui. Tapi tetap saja lepas dari dekapan. Semacam pasir yang digenggam erat percuma. Ia mencari fitrahnya.

Kita bermain dengan sangka, rencana dalam ruang sendiri. Masuk perangkap sendiri. Mati kutu sendiri. Ternyata padatnya lalu lintas jalan. Hingar bingar salah dan benar yang berulang. Sampai celoteh tetangga  yang menyebalkan atau kawan yang berkhianat adalah secangkir kopi di sore hari kehidupan.

Bahagialah!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun