Musim-musim semi, ketika tunas baru tumbuh
Diantara musim panas bakal selalu lahir
Kala berbagi jejak di dedaunan kehidupan
Yang menggurat waktu dengan kelembutan ilahi
Meski mungkin hanya sekali dua kita tersesat, lalu ingat jalan berpulang atas segala
Tiap yang nampak dan berpapasan dalam perjalanan
Menanggung beban kebaikan untuk dialirkan
Pada sungai-sungainya dan pada langitnya
Perjumpaan adalah sebuah cinderamata kesedian diri membuka pintu jiwa
Membagi yang sedikit dengan berbuat baik lebih banyak
Jangan bertanya rupa matahari dan bebungaan yang basah oleh embun
Sebelum sampai pada hakikat perjalanan
Karena yang hidup bukan semata perut
Tapi ia yang menggerakkan jiwa pun dahaga atas nama rindu
Musim semi yang datang berulangkali
Pada saat-saat musim panas terlampau terik
Adalah oase jiwa untuk berdiam sejenak
Mengisi tiap botol-botolnya dengan penuh cinta
Lalu perjalanan sekali lagi dimulai
Siapa bilang hidup tak abadi, ia yang tahu bakal menjelajahi kehidupan menerus
Musim semiku ada padamu, dan pada kalian
Yang tetap menjaga mata dan hati untuk tetap merindu secercah cahayaÂ
Tetaplah mencinta!