Mohon tunggu...
Echo Tingginehe
Echo Tingginehe Mohon Tunggu... Pelajar -

Sebab Hidup Bukan Sekadar Untuk Dinikmati Namun Mesti Juga Dimaknai | Mereka bilang semacam orang aneh | Mungkin orang yang lahir tidak tepat zamannya (terlalu cepat atau terlambat) | Sederhana | Realistis | Cinta Semesta

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jendela Mungil dan Sekitarnya

16 Oktober 2016   13:39 Diperbarui: 23 September 2018   22:06 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sayang benih benih itu tak sempat tumbuh

Padahal tempatnya telah luruh

Dalam peluh kububuh tanah serta tempat pijak-pijakan

Sementara kakimu mengkerut di jalan setapak tapi beraspal kemudian melepuh

Ingat saja jendela mungil tempat berjumpa dengan angin sepoi pagi hari

Kadang ada kutilang di mangga sedang bernyanyi merdu

"Ayo bangun sayang... sebentar akan segera ramai lagi"

"dan nanti juga kembali sunyi"

 

==============

14 Oktober 2016

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun