Mohon tunggu...
Edy Chandra
Edy Chandra Mohon Tunggu... Lainnya - dosen tetap PTS

Saya adalah seorang yang sederhana dalam berpikir

Selanjutnya

Tutup

Politik

Strategi Komunikasi Politik Terbalik ARB

17 Mei 2013   16:55 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:25 1692
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sempat terfokus pada sebuah tayangan iklan seorang calon presiden 2014. Dia yang kita kenal dengan nama Aburizal Bakrie (ARB) menayangkan sebuah iklan lomba desain alvatar ARB. Iklan lomba ini juga diperkuat oleh tayangan talk show "Info Petang Indonesia" di stasiun televisi TVONE. Dengan salah-satu narasumber  yang berasal dari menantu ARB, yaitu Nia Rahmadani. Avatar Sebagai Bentuk Imajinasi Visualisasi Diri Avatar merupakan sebuah representasi diri pengguna komputer tentang dirinya. Avatar, sebagai suatu bentuk imajinasi visualisasi diri (Juliastuti, 2009). Bentuknya terbagi atas visual avatar 3 dimensi untuk tampilan permainan komputer (game). Sedangkan visual avatar 2 dimensi (icon) cenderung digunakan untuk visual profil dalam forum online. Istilah avatar dalam perkembangannya  memiliki posisi tersendiri dikalangan kawula muda masa kini. Perkembangan Desain Komunikasi Visual Pada Dekade Terkini Perlu di akui bahwa sejak beberapa dekade pemilu setelah masa-masa orde baru. Desain komunikasi visual mendapatkan porsi dalam proses pertarungan politik pemilu di Indonesia. Sesuai pula dengan perkembangan dan kemudahan dalam media publikasi cetak. Telah menjadikan komunikasi visual kampanye calon pimpinan di Indonesia lebih berwarna. Profil sang kandidat dalam kampanye di tampilkan dalam publikasi dan jenis media yang semakin bervariatif. Sekali lagi saya katakan, Desain komunikasi visual  telah di beri porsi dalam pertarungan politik, lebih fokusnya adalah komunikasi politik. Desain komunikasi visual telah menjadi salah satu implikasi komunikasi politik. Implikasi dalam sebuah strategi menyampaikan sebuah pesan komunikasi, menanamkan citra dalam benak massa yang ada di Indonesia. Desain Avatar Topeng Komunikasi Politik Terbalik ARB Berbicara mengenai strategi dalam komunikasi politik. Umumnya disampaikan searah (direct) dan cenderung disampaikan secara top-down. Teori klasik Harold Lasswell " who says what in which channel to whom with what effect", berlaku sangat kental dalam proses komunikasi politik pada umumnya, termasuk di Indonesia. Penyampaian komunikasi politik searah melalui kampanye periklanan salah satunya, lebih kepada proses penyampaian komunikasi "yang memaksa" secara tidak langsung benak pikiran  para khalayak untuk menerima informasi yang diberikan oleh sang komunikator politik. ARB dan timnya mencoba melakukan strategi komunikasi politik yang berbeda (terbalik). ARB berusaha menyampaikan komunikasi politiknya secara halus (soft) terhadap massa, terutama kepada kawula muda di Indonesia. Kita perhatikan beberapa iklan kampanye di  televisi ARB, cenderung mengambarkan dan mengarah komunikasi dan persuasi kepada kawula muda di Indonesia. ARB tidak lagi mencoba memaksakan ideologi dan pencitraan dirinya kepada para kawula muda. ARB mencoba berjalan searah dengan keinginan gejolak jiwa kawula muda saat ini. Mengikuti apa yang disukai oleh para kawula muda di Indonesia. [caption id="attachment_243894" align="aligncenter" width="960" caption="Foto saat diwawancarai anak-anak SMA 70 untuk tugas sekolah mereka"][/caption] [caption id="attachment_243895" align="aligncenter" width="640" caption="Foto Bersama Para Mahasiswa Universitas Merdeka (Unmer) Pasuruan"]

13687807012106964422
13687807012106964422
[/caption] Penciptaan Visual Avatar merupakan salah satu bentuk yang disukai oleh kawula muda saat ini. Penggunaan avatar saat ini banyak digunakan oleh kawula muda untuk pemenuhan kebutuhan bersosialisasi di media sosial (Facebook, Twitter, You Tube, Yahoo Messenger, BBM, WhatsApp, Dll). Visual Avatar menjadi perwakilan wujud profil visual diri kawula muda dalam media-media sosial. Penggunaan Visual Avatar salah satunya, sering menampilkan diri seseorang kawula muda melalui perwakilan diri seorang selebriti atau bintang terkemuka pada profil media sosial mereka. Itulsah salah satu dari bentuk fenomena budaya populer dikalangan kawula muda saat ini. [caption id="attachment_243898" align="aligncenter" width="661" caption="ICQ Devil Factory merupakan salah satu software merancang visual avatar yang sering digunakan oleh kawula muda saat ini. Merancang sesuka hati wujud penampilan diri kita sesuai selera."]
13687813971685478990
13687813971685478990
[/caption] ARB menyadari dan melihat fenomena budaya populer tersebut. ARB ingin mengambil bagian "tergila-gilanya" para kawula muda dalam menggunakan Visual Avatar sebagai pencitraan diri mewakili diri kawula muda. ARB ingin wujud Visual Avatar dirinya menjadi sebuah trending topic pembicaraan di dunia media sosial para kawula muda. Bisa dibayangkan jika hal tersebut terjadi, berjuta-juta benak pikiran alam bawah sadar kawula muda indonesia akan disisipi oleh citra ARB. Bukan tidak mungkin positioning ARB aktif di kalangan kawula muda Indonesia. Jika para calon kandidat presiden 2014 lainnya menempuh komunikasi politik dengan strategi searah (direct), sedangkan ARB menggunakan strategi sebaliknya. Bukan tidak mungkin ARB akan dengan mudah menyingkirkan sedikit demi sedikit para saingan politiknya dalam pertarungan calon kandidat presiden 2014? Selain itu pihak panitia Lomba Desain Avatar ARB juga memberikan hadiah uang totoal Rp. 120.000,- dibagi menjadi 12 bulan. Tentunya nilai hadiah plus publikasi akan sangat menarik perhatian bagi kawula muda di Indonesia untuk mengikutinya. Sekarang bagaimana dengan kalian  para kawula muda? Daftar Pustaka - Dan Nimmo. 2005. Komunikasi Politik:Komunikator, Pesan, dan Media. Jalaludin.Bandung: Remadja Karya. -Lessig Lawrence. 2000. Code and Other Laws of Cyberspace. Basic books. -Nuraini Juliastuti. 2009. Avatar Visualizes Yourself Estetika Populer dan Identitas Dalam Technoculture. Online :(http://kunci.or.id/articles/avatar-visualizes-yourself-estetika-populer-dan-identitas-dalam-technoculture/). Akses 16 Mei 20013.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun