Mohon tunggu...
Eca Marlina
Eca Marlina Mohon Tunggu... Lainnya - Travelling keliling dunia adalah cita-citaku
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pecinta jalan-jalan, bercita-cita untuk menjadi sukses, dan menginspirasi sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Money

Menelusuri Harta Karun di Indonesia, Dialah Nikel

9 Maret 2021   18:24 Diperbarui: 9 Maret 2021   18:37 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: vale.com

Inilah harta karun yang ada di Indonesia, nikel. Total cadangannya diperkirakan mencapai 21 juta ton atau setara dengan 22 persen cadangan nikel di dunia. Jika dibandingkan dengan Australia dan Brazil, Indonesia menempati urutan pertama.

Memiliki 21 juta ton nikel, berapakah cuan yang didapat untuk Tanah Air? Dilansir dari CNBC Indonesia, Indonesia bisa mendapatkan US$400 miliar atau sekitar Rp5,705 triliun! Angka yang fantastis ini mengakibatkan nikel akan semakin agresif dalam membawa keuntungan bagi negara ini.

Nikel memiliki banyak manfaat dan kegunaannya, tidak hanya untuk stainless steel dan turunannya saja, tapi nikel dapat dimanfaatkan menjadi salah satu bahan baku baterai kendaraan listrik. Konsumsi nikel pada setiap tahunnya diprediksikan semakin menggila. 

Meskipun konsumsi nikel di tahun 2019 lalu hanya mengalami peningkatan 5 persen, pada 2030 mendatang akan mengalami peningkatan sebesar 30 persen. 

Sejak adanya peningkatan di tahun 2019, DBS memproyeksikan bahwa setiap tahunnya sampai tahun 2025 mendatang akan tumbuh sebesar 5,9 persen. Maka diperkirakan mulai tahun 2020 peningkatannya yaitu 5,9 persen.

Peningkatan tersebut dipicu dari perkembangan industri baterai mobil listrik. Akibatnya, harga nikel ikut melejit.

Indonesia Mulai Beraksi

Tidak mungkin kan bila potensi cuan yang diraup dari harta karun nikel ini tidak diolah dengan baik? Maka dari itu, Indonesia sudah mulai beraksi. Semuanya bermula dari adanya peraturan pemerintah mengenai dihentikannya ekspor bijih nikel per Januari 2020.

Sejak peraturan tersebut keluar, pemerintah melanjutkan perjalannya untuk mendekati perusahaan-perusahaan besar di dunia. Seperti yang diketahui publik, Tesla Inc. menjadi salah satu yang sempat ramai diperbincangkan. Meski perusahaan yang dipimpin oleh Elon Musk tersebut mengurungkan niatnya untuk membagun industri baterai listrik, pemerintah Indonesia tidak putus asa untuk terus mencari investor baru.

Untuk membangun industri baterai mobil listrik dibutuhkan waktu yang terbilang panjang. Meski tidak mudah, dampak besar akan dirasakan bagi Produk Domestik Bruto (PDB) negeri dengan catatan seluruh proses dilakukan di Indonesia.

Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada tahun 2021, Indonesia memiliki potensi mobil listrik sebesar 125 ribu unit dan motor listrik 1,34 juta unit. Sedangkan di tahun 2025, potensi kendaraan listrik nasional akan mengalami peningkatan dua kali lipat. Untuk kategori mobil listrik sekitar 374 ribu unit, sementara motor listrik sekitar 11,79 juta unit.

Memanfaatkan peluang baik dari harta karun ini membuat nikel Indonesia menjadi primadona dunia. Agar mendapatkan keuntungan, dalam pemanfaatannya juga tidak boleh sembarangan, ada beberapa kepentingan yang perlu diperhatikan sehingga semuanya berjalan dengan lancar.

Sudah siap meraup cuan yang diperkirakan jumlahnya mencapai Rp5,705 triliun?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun