Mohon tunggu...
Eben Eser
Eben Eser Mohon Tunggu... Mahasiswa di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

I feel the need, the need for speed

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kenapa Pulsa Tak Berwujud Tapi Diperjualbelikan

19 Februari 2025   12:00 Diperbarui: 18 Februari 2025   09:27 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Wanita Memakai Gawai. Sumber: Eben Eser

Bayangkan ini: sesuatu yang tak bisa Anda pegang, tak bisa Anda lihat, namun sangat dinantikan setiap kali saldo telepon Anda menipis.

Pulsa, dalam bentuknya yang paling sederhana, adalah kredit digital yang memungkinkan Anda untuk menggunakan layanan telekomunikasi. 

Konsep ini lahir dari kebutuhan untuk membuat telekomunikasi lebih fleksibel dan terjangkau, mulai dari era 90-an ketika sistem prabayar mulai menjadi norma di Indonesia. 

Sebelumnya, orang-orang terikat dengan tagihan bulanan yang seringkali tidak transparan, tetapi pulsa memberikan kontrol penuh kepada pengguna atas pengeluaran mereka untuk panggilan, SMS, dan data internet.

Mengapa pulsa tidak berwujud? Karena pulsa adalah entitas digital yang hanya ada di dalam sistem komputer operator telekomunikasi.

Ketika Anda membeli pulsa, Anda tidak benar-benar membeli sesuatu yang fisik, Anda membeli hak untuk mengakses layanan tersebut.

Ini mirip dengan membeli tiket konser online, Anda tidak mendapatkan tiket fisik, tapi hak masuk ke dalam acara. 

Di Indonesia, pulsa telah melampaui fungsi dasarnya. 

Misalnya, ada tradisi unik di mana pulsa digunakan sebagai hadiah, bentuk bantuan darurat, atau bahkan sebagai alat pembayaran informal di antara teman dan keluarga.

Ini menunjukkan bagaimana sesuatu yang tidak berwujud bisa memiliki nilai sosial dan ekonomi yang sangat nyata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun