Mohon tunggu...
Eben Eser
Eben Eser Mohon Tunggu... Mahasiswa di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

I feel the need, the need for speed

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengapa Gajah Tidak Pernah Lupa

11 Februari 2025   21:10 Diperbarui: 11 Februari 2025   21:10 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Gajah / Unsplash

Pernah nggak sih denger kata, "gajah tidak pernah lupa"? Nah, ini bukan cuma mitos doang, tapi ada dasar ilmiah di baliknya.

Gajah punya otak gede banget, dan bagian yang berkaitan sama ingatan dan belajar itu luas banget. 

Ini bikin mereka punya memori yang super kuat. Lagipula, mereka hidup dalam kelompok sosial yang rumit, jadi harus ingat banyak hal mulai dari siapa anggota kelompoknya, sampe di mana sumber air dan rute migrasi. Semua ini penting banget buat hidup mereka.

Penelitian ilmiah udah ngasih bukti bahwa gajah punya memori episodik, artinya mereka bisa inget peristiwa spesifik dari masa lalu, termasuk tempat yang pernah dikunjungi dan orang-orang yang pernah ketemu, bahkan setelah bertahun-tahun. 

Misalnya di Afrika, ada eksperimen yang ngasih tau bahwa gajah bisa inget lokasi air yang mereka temuin pas musim kering, dan mereka bisa kembali ke tempat itu setelah bertahun-tahun meski lingkungan udah beda. 

Gajah juga punya memori emosional, mereka bisa inget keluarga yang sudah lama nggak ketemu dan nunjukkin reaksi emosional pas ketemu lagi, kayak bahagia atau sedih.

Selain itu, cara gajah berkomunikasi dan belajar juga ngasih alasan kenapa mereka dianggap nggak pernah lupa. 

Mereka pakai suara, gerakan tubuh, bahkan getaran tanah untuk ngomong sama sesamanya, yang butuh pemahaman dan ingatan yang mendalam tentang sinyal-sinyal ini. 

Mereka juga belajar dari pengalaman, baik dari diri mereka sendiri atau dari gajah lain di kelompok. 

Kalau misalnya satu gajah nemuin cara buat ngatasi rintangan, pengetahuan itu dibagi dan diingat oleh kelompok. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun