"Nak, jika kamu tidak patuh pada ibunda, nakal, tidak mau makan, atau tidak mau belajar giat,.. nanti kamu akan ibunda bawa ke pak tentara sebelah rumah itu lho, biar ditangani oleh beliau agar kamu jera!"
Masih terngiang jelas kalimat dari ibunda saya saat masa kecil dan itu juga diucapkan oleh semua ibunda di lingkungan rumah bila kita bersikap bandel, nakal atau rewel.Â
Ternyata di era sekarang, kalimat itu tidak main-main dan terbukti terjadi bahwa sekarang bila ada anak nakal akan masuk barak militer untuk dididik agar jadi penurut dan mempunyai karakter baik serta disiplin tinggi.
Mencermati adanya program memasukkan anak sekolah yang nakal untuk masuk barak militer dan akan menjalani serangkaian pendidikan selama enam bulan untuk ditempa fisik dan mental para generasi muda di Jawa Barat yang diinisiasi dan telah diterapkan oleh Gubernur Jawa Barat, Kang Dedi Mulyadi langsung menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat.
Rasanya kok tidak ada habisnya gebrakan dari Kang Dedi Mulyadi ini dan bisa membuat masyarakat dan para pejabat pemerintah di Jawa Barat berubah total dalam memahami, mencermati dan melaksanakan ide-ide dari beliau yang dianggap out of the box oleh masyarakat awam.
Mulai dari keberaniannya dalam mengatasi masalah premanisme dari banyak oknum Organisasi Masyarakat (Ormas) meskipun beliau juga mendapat banyak ancaman secara mental dan fisik, program normalisasi Kali Gabus di Kota Bekasi yang mengejutkan semua lapisan masyarakat dan larangan wusuda sekolah yang ternyata dianggap membawa dampak positif.
Gebrakan terbaru Kang Dedi Mulyadi adalah mengirim murid-murid yang dikategorikan terlalu nakal untuk ditempa ala militer di beberapa lokasi pendidikan militer atau tentara.Â
Hebatnya, meskipun mendapat banyak kecaman dari para pemerhati pendidikan karena dianggap sebagai cara penanganan masalah pendidikan yang tidak tepat, namun para orangtua murid justru memberikan dukungan dan menyerahkan anak mereka untuk diberi pendidikan keras semata demi kebaikan anak mereka juga.
Baca juga : Wisuda Sekolah, Selebrasi yang Kebablasan atau Demi Kenangan?
Namun, hal ini juga menjadikan sinyal buruk tersendiri bagi dunia pendidikan yang seolah-olah sudah dianggap tidak mampu lagi menangani pendidikan para murid mereka yang dianggap sudah nakal kelewat batas.