Mohon tunggu...
Eko Adri Wahyudiono
Eko Adri Wahyudiono Mohon Tunggu... Guru - ASN Kemendikbud Ristek

Mengajar dan mendidik semua anak bangsa. Hobi : Traveling, tenis, renang, gitar, bersepeda, nonton film, baca semua genre buku, menulis artikel dan novel.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Anak Didik Jalur Zonasi Rata-Rata Bodoh: Fakta atau Mitos?

26 Januari 2023   01:38 Diperbarui: 5 Maret 2023   17:12 3650
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengajar yang menyenangkan: Dokumen Pribadi

Semua guru harus mengenali potensi kecerdasan pada anak didiknya. Bila perlu, beri motivasi bahwa mereka semua itu adalah 'Batangan logam emas', hanya yang membedakan adalah kadar atau ukuran kemurnian emas masing-masing (karat).

Dari situ, guru akan akan tetap membiarkan mereka wutuh sebagai batangan emas atau bisa mengolahnya menjadi 'perhiasan' yang indah dan bernilai bagi kehidupannya kelak di masa depan. 

Tidak ada jaminan bahwa anak didik menjadi terpandai dalam satu mata pelajaran saja, akan menjamin mereka menjadi sukses dan bahagia di kehidupannya.

B. Dasar Kedua

Taxonomy Bloom. Teori tingkat kemampuan berfikir pada ranah pengetahuan (Cognitive) dari Benyamin Bloom. Teori yang membagi atau mengklasifikasikan pada piramida bloom tentang otak manusia dari yang dianggap terendah sampai puncak yang tertinggi.

image source: www.researchgate.net
image source: www.researchgate.net

Urutan tingkat Pengetahuan otak anak didik dari terendah sampai tertinggi, yaitu:

1. Mengingat
2. Memahami
3. mengaplikasikan
4. Menganalisa
5. Mengevaluasi
6. Menciptakan

Dari klasifikasi tersebut di atas, guru harus mencermati, sampai tingkatan mana anak didiknya bisa mencapainya. Ada dari mereka yang mempunyai kemampuan 'menghafal' tertinggi atau mampu ' menganalisa', bahkan ada juga dari mereka yang tahap 'Menciptakan' dari keilmuan pelajaran yang telah diberikan.

Paradigma pendidikan telah berubah. Zaman saya masih berada di bangku sekolah dasar, saya harus hafal semua nama para menteri di kabinet, nama ibukota, jumlah penduduk setiap daerah dan negara. Namun semua itu telah begerser di masa sekarang.

Perubahan semua aspek kehidupan di dunia ini juga mempengaruhi tujuan pendidikan dan otomatis proses belajar mengajar di sekolah juga berubah. Tugas guru adalah memberikan "Life Skills" yang dibutuhkan sesuai bakat, minat dan potensi anak didik untuk keberlangsungan kehidupannya di masa depan.

Jadi, sudah tidak ada lagi sebutan 'Murid Bodoh' di sekolah. Apalagi mengaitkannya dengan sistim zonasi. Otomatis, mitos seperti itu perlu dihilangkan karena memang faktanya tidak benar. Justru beri mereka semua ruang atau wadah untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya secara maksimal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun