Mohon tunggu...
Earlene Syafandra Yulia Massie
Earlene Syafandra Yulia Massie Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

UMM'20

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Stres Menjadi Salah Satu Pemicu Naiknya Asam Lambung

29 Juni 2021   10:38 Diperbarui: 29 Juni 2021   10:49 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Naiknya asam lambung sangat relevan dengan penyakit gastritis, yaitu istilah medis yang digunakan ketika terjadi peradangan di lambung yang parahnya dapat bersifat akut. Berdasarkan faktanya, Indonesia menjadi salah satu negara tertinggi dengan penyakit gastritis. Tentunya agar hal tersebut tidak semakin meningkat, masyarakat harus lebih peduli terhadap penyakit yang dapat diderita semua tingkat usia ini

Perlu kita ketahui bahwa penyakit ini bisa di rasakan oleh semua tingkat usia 4 tahun ke atas sampai lansia. Namun, menurut survei ditunjukkan bahwa usia yang rawan terkena penyakit gastritis ialah di usia produktif. Seperti halnya remaja, khususnya mahasiswa. Di tambah lagi dengan pola hidup yang kurang sehat dan juga kesibukkan remaja sebagai pelajar ataupun mahasiswa yang tidak memerhatikan pola hidup mereka. Mulai dari pola tidur yang tidak beraturan juga mengerjakan tugas sampai stress.

Sebagai remaja yang sedang menempuh jenjang perkuliahan, tentu saja tidak asing lagi dengan tugas dari berbagai mata kuliah. Tidak jarang tugas-tugas tersebut sampai menumpuk, karena kadangkala tertanam sifat yang tidak baik yaitu menunda-nunda pekerjaan. Akibatnya, tugas menumpuk mendekati deadline mau tidak mau harus di kerjakan, dan tentu saja berakhir dengan stress memikirkan tugas tersebut.

Stres dapat didefinisikan sebagai salah satu respon tubuh terhadap sesuatu yang disebabkan oleh keadaan fisik, emosional, maupun keadaan psikologis dari diri seseorang. Tetapi siapa sangka bahwa stress dapat menyebabkan perubahan pada sel-sel saraf yang kita miliki. Di dalam otak terdapat beberapa bagian-bagian kecil dan salah satunya disebut hipotalamus yang menjadi perantara central nervous system dan endocrine system.  Ketika seseorang merasakan stress berlebih bahkan mungkin sampai di tahap kronik, akan sangat berpengaruh pada bagian hipotalamusnya. Hal ini dikarenakan konflik stress yang terjadi di otak menyebabkan dampak pada hipotalamus kemudian ke saraf yang berada di lambung. Maka dari itu, ketika seseorang merasakan stress, akan rentan terjadi peningkatan asam lambung yang menjadi faktor penyebab terjadinya peradangan pada lambung (gastritis). 

Stress dan gastritis juga memiliki keterkaitan dengan gangguan psikosomatik. Apa sih psikosomatik itu? Psikosomatik merupakan keterkaitan yang erat antara aspek mental atau psikis dengan aspek fisik. Faktanya, sebelum istilah psikosomatik dikenal, orang yang menderita sakit fisik hanya ditangani secara medis semata. Setelah melihat perkembangan yang tak kunjung nampak, barulah orang-orang mengaitkan penyakit fisik dengan masalah psikis dari individu tersebut. Peneliti menyatakan bahwa situasi kehidupan individu mempunyai andil terhadap gangguan emosional terutama yang menyebabkan penurunan terhadap fisik. Maka tidak sedikit orang yang membutuhkan psikolog maupun psikiater pada saat mereka memiliki gangguan penyakit secara fisik, karena hal tersebut erat kaitannya dengan masalah psikis maupun psikososial.

Banyak terapi yang dapat dilakukan untuk penderita gastritis yang merasakan stress juga tekanan mental. Seperti psikoterapi kelompok dan terapi keluarga, terapi perilaku berupa biofeedback dan teknik relaksasi. Ada juga pendekatan berbasis Al-Qur'an, dalam QS. AlBaqarah 155-157 yang berarti :

 "Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata "Innalillahi wa inna ilaihi raji'un" (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali). Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk." 

Ayat tersebut menggambarkan kepada kita bahwasannya Allah SWT akan menguji hambaNya melalui beragam cobaan, yang Insha Allah penyakit yang kita pernah alami akan menjadi penggugur dosa bagi kita. Satu hal yang dapat kita tanamkan bahwa Allah tidak akan pernah menguji hamba-Nya di luar kemampuan hambaNya.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun