Mohon tunggu...
Junaedi Ham
Junaedi Ham Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis

Bekerja di Balang Institute Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bedak Bayi Tradisional Cara Sehat Alami yang Akan Hilang

2 September 2018   14:15 Diperbarui: 2 September 2018   14:32 514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bedak Bayi Tradisional (foto Koleksi Pribadi)

Saya sengaja mengambil bonggol pisang di kebun yang baru sehari saya tebang. Bonggol pisang ini untuk dijadikan MOL (Mikro Organisme Lokal). Bonggol pisang memiliki kandungan yang sangat baik untuk pembuatan Pupuk Organik Cair, salah satunya adalah unsur (K) kalium. Bonggol yang saya ambil tadi saya masukkan ke dalam wadah ember, beratnya sekitar 3,5 kg.

Secara kebetulan, di rumah ibu mertua ingin membuat bedak bayi tradisional berbahan alami, salah satunya adalah bonggol pisang. Bedak ini dibuat untuk bayi saya yang baru berumur satu bulan sembilan belas hari.

Hal yang menarik, di abad yang serba instan ini masih ada yang mempertahankan ide yang telah berumur tujuh turunan. Termasuk membuat bedak bayi tradisional.
Minimarkert-minimarket menyediakan segalanya, dari kebutuhan bayi yang masih dalam perut hingga kebutuhan jompo. Tersedia di sana lengkap dengan papan harganya. Sediakan isi dompet, tinggal ke toko dan beli kebutuhan yang diinginkan.

Tapi saya tinggal di desa. Seperti minimarket, desa juga menyediakan segalanya. Asal mau sedikit repot, kita bisa membuat yang alami-alami. Murah dan mudah didapatnya, bahkan bisa diperoleh secara gratis.

Tidak ingin melewatkan kesempatan ini, pembuatan Mol Bonggol Pisang terpaksa saya tunda. dan mengikuti proses pembuatan bedak bayi secara tradisional. Pengetahuan membuat bedak tradisional diperoleh mertua saya secara turun-temurun, dan merupakan resep rahasia keluarga. Rahasia karena resep ini hanya akan dibagi dalam ruang lingkup keluarga. Biasanya ke anak sulung atau yang paling bungsu atau yang paling dekat dengan si pemilik resep.

Bonggol pisang yang akan dibuat bedak beratnya sekitar 50 gram. Bahan yang lain disediakan adalah kunyit utuh, bale (orang kampung menyebutnya bale, tanaman ini mirip dengan kunyit tapi tidak terlalu kuning, khasiatnya untuk melembutkan kulit bayi), daun belimbing, akar labu, beras 1/3 liter yang sudah diinapkan semalam. 

Kunyit dan bale diiris kecil, daun belimbing, akar labu, semua dicampur menjadi satu. Setelah bahan tersebut tercampur selanjutnya adalah penumbukan. Proses penumbukan ini dilakukan agar bahan tercampur secara merata. Setelah ditumbuk dan bahan-bahan sudah tercampur rata selanjutnya dijemur.

Proses penjemuran hanya membutuhkan waktu sehari.

Setelah bahan bedak kering, lanjut ke penumbukan tahap ke dua. Penumbukan ini dibutuhkan untuk mendapatkan tepung bedak yang halus. Bahan ditumbuk lalu diayak, sisa ayakan yang kasar ditumbuk lagi lalu diayak kembali, begitu seterusnya hingga tidak ada lagi sisa ayakan.

Diperolelah tepung bedak berbahan alami yang halus dan lembut, seperti bedak bayi komersil yang ada di pasaran. Aromanya harum herbal ciri khas bedak tradisional.
Tepung bedak halus ini kemudian dibuat adonan oleh mertua saya. 

Mirip membuat adonan kue kopi' langi, kue yang terbuat dari tepung beras berbentuk bulat melonjong dan diberi parutan kelapa, di atasnya ditaburi irisan gula merah. sering saya nikmati waktu masih kecil. Buatan ibu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun