Mohon tunggu...
DZULFIKRI MUHAMMAD
DZULFIKRI MUHAMMAD Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga

Memiliki minat di bidang Otomotif dan berpartisipasi dalam kehidupan Sosial

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pembelajaran Online Mengurangi Kebiasaan Berpikir Kritis

20 Februari 2023   13:46 Diperbarui: 20 Februari 2023   13:52 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Foundry Co dari Pixabay

Pendidikan secara online sudah tidak asing lagi di dunia Pendidikan. Apalagi kemarin saat terjadi wabah Covid-19. Semua instansi Pendidikan melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara daring atau online. Berbagai cara dapat dilakukan agar tetap terlaksananya Pendidikan di tengah wabah yang semakin bergejolak. Berbagai media seperti Zoom, Google Meet, Ataupun media lainnya digunakan sebagai media pembelajaran para siswa maupun mahasiswa.

Kreatifitas seorang pengajar diuji dimasa wabah ini. Semua pengajar dituntut untuk bisa memanfaatkan media online dalam melaksanakan pembelajaran. Seluruh instansi diwajibkan melaksanakan kegiatan pembelajaran online. Namun apasih dampaknya ketika pembelajaran dilaksanakan secara online?.

Pembelajaran secara online dipengaruhi oleh kedua belah pihak. Yaitu pengajar itu snediri dan murid yang diajar. Kreatifitas para pengajar diperlukan agar berjalannya pembelajaran dengan baik dan lancer. Penyampaian informasi secara baik dan tepat. Tidak hanya menggunakan video pembelajaran. Yang berat bagi para pengajar adalah bagaimana mereka membuat murid antusias terhadap pelajaran. Banyak para pengajar mengeluh karena murid tidak seantusias ketika pembelajaran tatap muka. Kreatifitas cara mengajar Kembali diuji.

Pengajar juga mengeluhkan pemahaman para siswa berkurang. Ketika antusias seorang murid berkurang maka ia akan semakin sulit memahami apa yang disampaikan. Apalagi pengajaran disampaikan dengan cara membosankan. Para siswa bosan dengan cara hanya mendengarkan apa yang disampaikan pengajar.

Para murid yang hanya mendengarkan atau menonton video pembelajaran hanya mendapatkan pemahaman sementara. Mungkin beberapa siswa memahami secara seutuhnya namuan lebih banyak siswa yang hanya sebatas mengikuti pelajaran kemudian absensi. Inilah dampak buruk dari pembelajaran. Para siswa tidak dapat mencapai kompetensi dasar yang telah ditargetkan oleh pihak sekolah.

Apakah permasalahan ini hanya saat pembelajaran online? Atau ada dampak berikutnya?. Di masa perkuliahan mahasiswa dituntut untuk bersikap kritis dalam memahami suatu mata kuliah. Namun kebiasaan buruk pada saat pembelajaran online yang hanya mendengarkan masih melekat hingga kuliah. Mengakibatkan kurangnya optimal dalam pembelajaran. Sedangkan kritis dalam berpikir sangat perlu di perkuliahan

Sikap kritis yang berkurang sangat merugikan dimasa perkuliahan. Kegiatan pembelajaran pada saat kuliah berbeda dengan sistem pembelajaran pada saat di sma.mahasiswa harus aktif dalam mencari informasi untuk bahan materi kuliah. Beberapa dosen hanya memberi rancangan pembelajaran yang berisi materi apa saja yang akan dibahas. Lalu diserahkan kepada mahasiswa untuk mencari materi agar dipelajari bersama di kelas. Walaupun dosen tetap memberikan penjelasan tetaplah percuma jika kalian tidak bisa bersikap kritis

Masa kuliah adalah masa dimana kita dituntut untuk kritis dalam berpikir. Berbagai cara harus dilakukan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih. Mulai dari mencari artikrl, jurnal, bahkan bertanya secara detail kepada dosen. Bertanya pada dosen dapt dilakukan oleh orang yang memiliki pemikiran yang kritid. Karena pemukiran sesorang yang kritis akan membuatnya selalu bertanya tanya akan suatu hal. Dan itu bukanlah hal yang buruk. Lebih baik bertanya daripada sesat dalam mencari imformasi.

Apakah sikap kritis dalam berpikir bisa dibentuk Kembali?. Tentu saja bisa, berbagai car adapt dilakukan. Untuk beberapa anak dapat dibentuk untuk sering bertanya. Karena dengan bertanya akan memicu untuk berpikir kritis. Rajin bertanya mungkin akan dianggap aneh bagi teman kelasnya namun itu adalah hal yang baik demi meningkatkan pola pikir.

Siswa takut bertanya karena terkadang jawaban dari pengajar kurang mengenakan. Atau bahkan menjawab dengan pertanyaan lagi. Itu akan membuat siswa merasa bingung dan tertekan. Respon dari teman ataupun pengajar itu sendiri sangat berpengaruh terhadap murid yang ingin kritis dalam berpikir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun