Mohon tunggu...
DZULFIKRI MUHAMMAD
DZULFIKRI MUHAMMAD Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga

Memiliki minat di bidang Otomotif dan berpartisipasi dalam kehidupan Sosial

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Joki Tugas Menurunkan Sikap Kritis?

18 Februari 2023   08:48 Diperbarui: 18 Februari 2023   08:56 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Photo Mix dari Pixabay 

               "Coba jasa joki aja biar gampang"

               "Joki murah kok gausah ragu"

               Halo guys, gimana nih pernah kan denger ada yang bilang kalimat diatas?. Bagi kalangan yang hidup di lingkungan akademis mesti sudah tidak asing lagi. Ya benar ini sudah biasa terjadi di berbagai daerah. Tapi apakah separah itu jika menggunakan joki dalam sikap kritis?.

Dilingkungan akademis selalu saja banyak tugas yang dibebankan kepada muridnya. Berbagai tugas dari mudah hingga sulit diberikan kepada seluruh murid. Dari Pendidikan dasar hingga perguruan tinggi. Perjokian berada disekitar lingkungan akademis. Bagaimana sih bagi mereka tentang perjokian di lingukangan akademis. Mari kita bahas dari sudut pandang pengguna jasa joki dan sudut pandang petugas joki.

Bagi para siswa maupun mahasiswa tentunya tidak asing dengan yang Namanya joki tugas. Tapi apakah semua siswa ataupun mahasiswa menggunakan joki?. Tentu saja tidak semuanya menggunakan jasa tersebut dalam menyelesaikan tugasnya. Tentunya mereka memiliki beberapa alasan untuk menggunakan jasa joki tersebut.

Mereka yang menggunakan jasa biasanya karena memang tidak mampu mengerjakannya. Contohnya seperti hal yang berbau seni. Tidak semua orang bisa mempelajarinya dengan mudah. Banyak orang yang tidak memiliki jiwa seni. Contoh lainnya adalah materi tentang menghitung, tidak semua orang memiliki ketelitian yang tinggi dalam waktu singkat seperti yang lainnya.

Alasan lainnya juga adalah tugas menumpuk dan waktu sangat sempit. Biasanya  ini terjadi di lingkungan perkuliahan, karena dosen memberi tugas di akhir secara bersamaaan dengan deadline yang sangat dekat. Para mahasiswa tidak sanggup mengerjakan semuanya bersamaan. Andaikata pun bisa, nilainya tidak optimal atau bahkan nilainya sangat rendah. Sedangkan Pendidikan di Indonesia ini sangat menjunjung tinggi nilai tidak melihat usahanya seorang siswa maupun mahasiswa. Akhirnya banyak diantara mereka memilih menggunakan jasa joki demi nilai yang optimal.

Bagaimana dengan para penerima jasa joki tugas?. Tentu saja mereka sudah terbiasa dengan deadline yang singkat dengan hasil yang baik. Mereka terlatih dalam mengerjakan berbagai tugas secara cepat dan tepat. Bagi mereka juga penggunaan jasa joki tugas merupakan pekerjaan yang menghasilkan uang tambahan untuk keberlangsunagan hidup. Biasanya para petugas jasa joki memiliki pekerjaan utama diluar menerima joki tugas.

Penggunaan joki memiliki perbedaaan fungsi bagi kedua belah pihak. Bagi siswa mauapun mahasiswa tugas diselesaikan dengan cepat dan bagi penerima jas joki mendapatkan uang tambahan. Namun apakah itu baik bagi lingkungan akademis?.

Jika dilihat dari sudut pandang mendapatkan nilai maka joki tugas ketika tugas menumpuk dan deadline yang sangat cepat merupakan pilihan yang baik. Namun untuk kelanjutannya itu menjadi buruk. Karena siswa maupun mahasiswa kurang terlatih mnegerjakan tugas secara cepat dan tepat. Tapi apa boleh buat jika yang diliat adalah nilai bukan usaha. walau seperti itu bukan berarti joki diperbolehkan.

Para siswa maupun mahasiswa harus dilatih untuk beradaptasi dengan tugas yang diberikan. Melatih kebiasaan menegerjakan tugas perlu ditingkatkan demi menaikan tingkat kecerdasaannya. Lalu apakah joki menurunkan sikap kritis?

Kita memasuki masalah utamanya yaitu, bagaimana dengan sikap kritis siswa maupun mahasiswa terhadap mengerjakan tugas?. Tentu saja sikap kritis dilatih dengan pembiasaan dalam mengerjakan tugas yang diberikan. Jika mereka menggunakan joki maka pembiasaan dalam mengerjakan tugas juga berkurang. Pengalaman dalam menegrjakan tugas juga ikut berkurang.

Pengalaman dalam mengerjakan tugas dapat melatih sikap kritis dan memprediksi bagaimana tugas yang baik. maka dari itu pengalaman perlu dalam mengerjakan hal apapun. Seperti halnya pengendara di jalan raya, jika mereka tidak memiliki pengalaman maka mereka akan kurang mahir di jalan raya. Begitu pula dalam mengerjakan tugas. Pengalaman dalam menemukan kesulitan dapat menjadi pembelajaran untuk tugas dikemudian hari.

Pertanyaan berikutnya adalah, apakah petugas joki perlu dihilangkan dari lingkungan pendidikan?. Mungkin menghilangkan petugas joki dianggap baik. Namun mereka bisa saja ditarik oleh pihak instansi Pendidikan untuk melakukan pelatihan kepada para siswa maupun mahasiswa. Para petugas joki juga bisa memberikan saran kepada instansi Pendidikan untuk lebih mengerti apa yang dikeluhakn para siswa maupun mahasiswa dalam mengerjakan tugas. Tidak sedikit para pengajar memberikan tugas semaunya. Jadi kalian pilih yang mana?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun