Mohon tunggu...
Dzikri Faizziyan
Dzikri Faizziyan Mohon Tunggu... Mahasiswa - The cosmos is within us. We are a way for the universe to know itself.

I love writing as much as i love reading. My one and only standard of morality is individual liberty.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kita Terlalu Percaya Diri dengan Apa yang Kita Tahu

25 November 2022   09:43 Diperbarui: 25 November 2022   09:55 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi arogan (Gambar oleh mohamed Hassan dari Pixabay) 

Kita semua suka mengamankan diri kita dari bahaya, dan salah satu cara yang kita lakukan adalah menilai dan mengendalikan kemungkinan resiko yang ada. Inilah mengapa kita membeli hal-hal seperti asuransi kecelakaan, dan kita mencoba untuk tidak menyimpan harta kita hanya di satu tempat.

Kebanyakan dari kita melakukan yang terbaik untuk mengukur risiko seakurat mungkin untuk menjamin kita tidak akan melewatkan peluang, sambil memastikan juga kita tidak melakukan sesuatu yang mungkin akan kita sesali.
Untuk mencapai hal ini, kita harus mengevaluasi setiap risiko yang mungkin terjadi dan kemudian mengukur kemungkinan bahwa risiko tersebut akan terwujud.

Misalnya, bayangkan kamu ingin membeli asuransi. Kamu ingin membeli polis yang akan melindungimu dari skenario terburuk, tapi juga tidak ingin menghambur-hamburkan uang. Dalam hal ini, kamu harus mengukur risiko penyakit atau kecelakaan terhadap dampak jika peristiwa2 tersebut benar terjadi, dan kemudian membuat keputusan yang tepat. Sayangnya, kita terlalu yakin kalau kita tahu semua kemungkinan resiko yang perlu kita hindari. Ini disebut ludic fallacy. Berdasarkan itu, kita cenderung menangani resiko seperti kita bermain game, dengan seperangkat aturan dan kemungkinan yang bisa kita tentukan sebelum bermain.

Namun, memperlakukan resiko seperti permainan adalah hal yang berisiko. Sebagai contoh, kasino ingin menghasilkan uang sebanyak mungkin, itulah sebabnya mereka memiliki sistem keamanan yang rumit dan melarang masuk pemain yang terlalu sering menang.

Tapi pendekatan mereka berdasarkan ludic fallacy. Ancaman terbesar bagi kasino mungkin bukan penjudi yang beruntung atau pencuri, melainkan, misalnya penculik yang menyandera anak pemilik kasino, atau karyawan yang gagal menyerahkan penghasilan kasino ke IRS. Ancaman terbesar kasino mungkin benar-benar tidak dapat diprediksi. Seperti yang terlihat, sekeras apapun kita berusaha, kita tidak akan pernah bisa mengukur risiko dengan akurat.

Memiliki pemahaman yang bagus akan batasan kita sebagai manusia dapat membantu kita membuat pilihan yang lebih baik.

Mungkin pertahanan terbaik agar tidak jatuh ke dalam jebakan kognitif adalah pemahaman yang baik tentang alat yang kita gunakan untuk membuat prediksi, dan keterbatasannya. Meskipun mengetahui batasan kita pasti tidak akan menyelamatkan kita dari setiap kesalahan yang akan kita buat, setidaknya itu bisa membantu kita mengurangi pengambilan keputusan yang buruk.

Misalnya, jika kamu sadar kamu rentan terkena bias kognitif, seperti semua orang, maka kamu akan lebih mudah sadar ketika kamu hanya mencari informasi yang mengkonfirmasi apa yang kamu yakini benar. Demikian juga, jika kamu tahu manusia suka mengatur segalanya menjadi narasi sebab-akibat yang rapi, dan bahwa pendekatan seperti ini menyederhanakan kompleksitas dunia, maka kamu akan lebih memilih untuk mencari informasi lebih lanjut untuk mendapatkan pandangan yang lebih baik tentang "gambaran keseluruhan".

Sedikit analisis diri ini bisa membantumu mendapatkan keunggulan kompetitif melampaui orang-orang di bidangmu.
Tentu lebih baik untuk menyadari kekuranganmu. Misalnya, jika kamu tahu akan selalu ada risiko yang tidak terduga ketika mengejar peluang apapun, terlepas dari betapa menjanjikannya peluang itu, kamu mungkin lebih memilih untuk tidak banyak berinvestasi di dalamnya.

Meskipun kita tidak bisa menaklukkan keacakan atau kapasitas kita yang terbatas untuk memahami kerumitan dunia kita yang luas, setidaknya kita bisa mengurangi kerugian yang disebabkan oleh ketidaktahuan kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun