Mohon tunggu...
Dzikri Faizziyan
Dzikri Faizziyan Mohon Tunggu... Mahasiswa - The cosmos is within us. We are a way for the universe to know itself.

I love writing as much as i love reading. My one and only standard of morality is individual liberty.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Emotional Intelligence, "Redefining Smart".

18 September 2021   03:00 Diperbarui: 26 September 2021   00:25 1268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengapa Emotional Intelligence (EI) lebih penting dari pada Intelligence Quotient (IQ).

Beberapa orang berpikir bahwa emosi hanya berperan dalam situasi romantis atau dalam panasnya perkelahian fisik. Namun nyatanya, emosi ada di mana-mana: emosi membentuk keputusan kita, membantu kita memahami dunia, dan sangat penting dalam interaksi apa pun dengan orang lain.

Dalam buku Emotional Intelligence karya Daniel Goleman ini menjelaskan secara rinci apa dampak emosi pada kehidupan sehari-hari. Ini menunjukkan bagaimana mereka dapat membantu kita, tetapi juga bagaimana mereka bisa  menyesatkan kita. 

Di sini juga kita akan menyoroti peran yang dimainkan oleh kecerdasan emosional dalam memungkinkan kita menggunakan emosi untuk menciptakan hasil positif dan menghindari situasi di mana mereka dapat membahayakan kita. Dan ini menjelaskan bahwa bagaimana kecerdasan emosional memungkinkan untuk menciptakan interaksi yang seimbang antara otak emosional dan otak rasional. Ini juga menunjukkan kepada kita bagaimana kapasitas ini dapat diperoleh dan diperluas.

Emotions are important; they help us learn new things, understand others and push us to take action.

Apakah emosi kita menahan kita? Apakah kita akan lebih baik jika emosi kita dihilangkan, dan kita menjadi makhluk yang tak berperasaan dan logis?

Faktanya, emosi sangat penting bagi kita karena mereka memberi kita keuntungan yang membantu kita menjalani kehidupan yang lebih memuaskan dan bermakna. Salah satu keuntungan tersebut adalah cara emosi membantu kita belajar dari ingatan kita.

Ketika otak kita menyimpan suatu pengalaman atau ingatan, itu tidak hanya mengumpulkan fakta saja. Itu juga mencatat perasaan kita dan perasaan ini membantu kita belajar dari pengalaman kita. Misalnya, jika seorang anak kecil menyentuh kompor yang panas, ia akan mengalami rasa sakit yang luar biasa. Lalu, pikiran untuk menyentuh kompor panas kembali di masa depan akan memberikan kepada  kenangan terhadap rasa sakit yang sebelumnya telah terjadi. Dengan demikian emosinya diharapkan akan mencegahnya untuk melakukan hal itu lagi.

Manfaat lain dari emosi adalah cara ia membantu kita untuk menafsirkan perasaan orang lain, yang dapat membantu dalam memprediksi tindakan mereka. Misalnya, bayangkan kamu berhadapan dengan seorang pria yang sedang marah. Dari bahasa tubuhnya---mungkin dia akan mengepalkan tinjunya atau suaranya yang keras ---yang itu bisa diketahui dengan melihat keadaan emosinya. 

Mengetahui hal ini, kamu dapat memprediksi tindakannya di masa depan; dia mungkin, misalnya, siap untuk memukul seseorang, dlsb. Keuntungan yang diberikan emosi kepada kita adalah dorongan untuk bertindak. kita membutuhkan mereka untuk bereaksi cepat terhadap suatu situasi. Seperti pria yang marah itu dari contoh sebelumnya. Jika kita merasa bahwa dia mungkin dekat dengan ledakan kekerasan, emosi kita akan membuat kita merasa terancam atau bahkan marah, sehingga mempersiapkan kita untuk bereaksi dengan cepat jika dia terlihat seperti hendak menyerang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun