Mohon tunggu...
Dzikri Amrullah
Dzikri Amrullah Mohon Tunggu... Administrasi - Selamat Datang

Membaca | Menulis | Olahraga Menulis adalah bekerja untuk keabadian - Pram amrullahdzikri7@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

PSBB: Menyelamatkan Rakyat atau Ekonomi?

21 April 2020   21:37 Diperbarui: 21 April 2020   21:58 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
biroekonomi.bantenprov.go.id

Ada suasana yang tak biasa, kala itu sebetulnya presiden sedang tidak memiliki agenda khusus untuk konferensi pers, apalagi mengenai virus yang sedang merebak di seluruh dunia. Namun secara mengejutkan, Presiden Jokowi bersama Menteri Kesehatan unjuk di kamera. Para wartawan belum tahu apa sebetulnya yang ingin presiden sampaikan. Tidak lama setelah membuka dengan salam, presiden ternyata langsung membahas soal Covid-19.

Tidak lama berselang beliau menyampaikan, bahwa ada seorang warga negara Jepang yang dinyatakan positif Covid-19 setelah meninggalkan Indonesia. Dari informasi itulah lanjutnya, sehingga pihak terkait menelusuri  dengan siapakah dia berinteraksi selama tinggal di Indonesia. Berdasarkan hasil penelusuran, ternyata dia berinteraksi dengan ibu dan anaknya, yang kemudian kedua orang itulah yang pertama kali diumumkan oleh presiden positif Covid-19.

Tentu saja ini sangat mengejutkan publik. Bagaimana tidak, beberapa hari sebelum presiden mengumumkan 2 orang positif Covid-19, ada sebagian  pejabat negara dengan percaya dirinya menyatakan seolah Indonesia kebal dengan Covid-19. Banyak pernyatan-pernyataan nyeleneh yang tak semestinya terucap dari seorang pejabat negara.

Ya, pemandangan itu sudah menjadi hal yang biasa di Indonesia. Sudah sering kita dengar dari berbagai media mengenai celotehan-celotehan para pejabat negara. Entahlah apa yang menyebabkan mereka semua seperti itu. Bisa jadi hanya sekedar humor. Mungkin kita saja yang menanggapinya terlalu serius. Mungkin. Karena katanya, para pejabat selalu serius dalam menjalankan aktiviyasnya.

Tapi biarlah, angin itu sudah berlalu. Ahli Epidemologi dari Hardvard  TH Chan Scholl of Public,  March Lipstik, sepertinya senyum sinis jika mendengar pernyataan presiden. Bisa jadi mungkin dia berkata, "Apa gw bilang!" "Indonesia melaporkan nol kasus, tapi sebenarnya sudah ada beberapa kasus yang tak terdeteksi," ujarnya yang dikutip dari beberapa media.

Rakyat mulai gelisah. Melihat kasus Covid-19 di beberapa negara sungguh mengerikan, terutama di negara asalnya. Beredar dibeberapa sosmed sebuah video seseorang yang tiba-tiba mati mendadak di tempat umum, diduga kuat karena Covid-19. Diperparah lagi dengan jumlah korban meninggal hingga ribuan orang dalam waktu singkat. Ini sungguh-sungguh mengerikan.

Kini wabah itu sudah benar-benar hadir diantara kita. Apa yang ditakurkan selama ini ternyata benar-benar terjadi. Sebelumnya mungkin kita hanya melihat di layar kaca, beberapa petugas medis menggunakan seragam yang tak ladzim dipandang mata. Seperti para astronot yang siap meluncur ke bulan. Pakaian putih-putih yang serba tertutup. Hanya mata saja yang nampak terlihat.

Mula-mula di wilayah sekitar ibu kota, sekarang sudah mulai menjalar ke daerah-daerah, tersebar hampir ke seluruh provinsi. Begitu cepat melintasi ruang dan waktu. Terbawa arah pergerakan manusia kemana ia pergi. Tak melihat strata sosial atau yang lainya, ia bisa menempel disetiap permukaan, kulit, benda mati, benda hidup, makanan, dan sebagainya.

Melihat perkembangan wabah tersebut tentu pemerintah tidak diam. Sejak awal pihak-pihak terkait sudah mulai mempersiapkan segala hal untuk meminimalisir penyebaran Covid-19 yang sangat cepat penyebaranya. Presiden sudah mempersiapkan 100 rumah sakit dengan ruang isolasi yang sudah berstandar. Tim dari TNI/Polri pun dipersiapkan untuk membantu menangani Covid-19, termasuk anggaran.

Namun rupanya itu saja tidak cukup. Diberbagai negara yang mereka persiapkan bukan hanya sekedar rumah sakit dan perangkatnya. Tetapi juga kebijakan preventif yang sering kita dengar dengan istilah Lockdown. Pintu keluar-masuk kota ditutup, bandara ditutup, pelabuhan ditutup, angkutan umum dilarang beroperasi, tempat-tempat umum, sekolah, kantor juga ditutup. 

Tidak boleh ada aktivitas diluar rumah kecuali benar-benar urgent. Kota benar-benar seperti tidak ada penghuni, sepi dan hening. Hanya langit yang terlihat senyum dan cerah. Tidak seperti sebelumnya yang terlihat kusam dan pekat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun