Mohon tunggu...
Dzikri Amrullah
Dzikri Amrullah Mohon Tunggu... Administrasi - Selamat Datang

Membaca | Menulis | Olahraga Menulis adalah bekerja untuk keabadian - Pram amrullahdzikri7@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Bersiaplah untuk Terbang

12 April 2020   21:10 Diperbarui: 12 April 2020   21:04 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Untuk melakukan perjalanan yang jauh, tentu dibutuhkan persiapan yang cukup matang. Kebutuhan yang sekiranya dapat memperlancar perjalanan harus segera dipersiapkan sedini mungkin. Sejauh mana kita akan melangkah bergantung seberapa besar persiapan yang kita lakukan. Namun yang terpenting adalah Niat dan tujuan perjalanan. Apa yang hendak kita cari dan dimana kita akan berlabuh.

Mereka yang hanya melakukan perjalanan dalam kota saja, maka cukuplah dengan kendaraan sepedah motor, bahkan sepedah. Mereka yang melakukan perjalanan antar kota, tidak cukup jika hanya menggunakan sepedah motor, maka yang harus dipersiapkan adalah sebuah mobil yang memiliki tingkat kecepatan, keselamatan, dan kenyamanan lebih. Pun jika melakukan perjalanan keliling dunia, maka mobil bukanlah solusi tepat sebagai modanya. Tentu, pesawat menjadi pilihan yang tepat untuk bisa terbang ke seluruh penjuru dunia.

Dengan menggunakan pesawat kita akan bebas bergerak kemanapun jarak akan ditempuh. Bukan hanya itu, ketika tepat diangkasa, kita bisa meninjau segala keindahan dan ketidak indahan. Diaatas ketinggian kita akan melihat mana lautan mana daratan, mana wilayah yang subur akan tanaman dan mana wilayah yang tandus, mana kemudian wilayah yang baik untuk ditempati dan mana yang tidak baik untuk ditempati. Dari ketinggian kita bisa melihat dengan jelas segala sesuatu yang ada dibawah. Untuk bisa melakukan semuanya tentu dibutuhkan mental dan ilmu, terutama mereka yang takut akan ketinggian.

Ilustrasi diatas merupakan gambaran singkat mengenai kehidupan kita. Lahirnya kita di dunia menandakan perjalanan sudah siap dimulai. Mula-mulanya kita tidak tahu kemana perjalanan akan ditentukan dan dimana mesti kita akan berlabuh. Namun seiring waktu berjalan akal dan agama akan memberikan penerangan atas itu semua.   

Penerang itulah yang akan menentukan keberhasilan perjalanan kita. Akal dan agama adalah bekal terpenting yang harus dipersiapkan sedini mungkin. Dengan itulah kita akan terbang kemanapun arah yang ingin dituju. Daratan akan ditapaki, lautan akan diarungi, dunia akan dikelilingi hanya bermodalkan akal dan agama. Tempat yang tepat untuk mempersiapkan modal tersebut adalah pondok pesantren.

Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan yang begitu sempurna. Disana tidak hanya sekedar diajarkan ilmu agama, melainkan juga ilmu eksakta seperti matematika, fisika, kimia, biologi, IT, dan lain sebagainya. Pondok pesantren menjadi wadah yang sangat ideal sebagai bekal untuk menghadapi dunia saat ini. Pondok pesantren memiliki kurikulum yang sangat lengkap dan tersusun dengan rapih. Semua kegiatan terjadwal full 24 jam. Tiap-tiap kegiatan sudah diberikan porsi masing-masing, mulai dari kegiatan belajar, istirahat, makan, olahraga, tidur, dan lain-lainya.

Namun, tinggal di pondok pesantren tidak semudah membalikan telapak tangan. Rutinitas yang diatur oleh sistem dan berlangsung setiap hari terkadang membuat siswa jenuh. Belum lagi faktor lain, seperti sulitnya beradabtasi yang membuat banyak santri berguguran ditengah jalan. Saeful Bahri, melalui bukunya yang berjudul 7 Jurus Betah di Pesantren memberikan penawar yang ampuh untuk mengatasi semua masalah itu.

Sebagai seorang yang sudah pernah nyantri dan sekarang menjadi pengajar santri, penulis, Seful Bahri memberikan gambaran yang jelas bagaimana hiruk pikuk kehidupan santri di pondok pesantren. Buku ini tidak hanya diperuntukan untuk santri, melainkan juga orang tua. Pasalnya, masalah yang terjadi di pondok pesantren bukan hanya dialami oleh santri, tetapi juga ada sebagian orang tua yang kadang terlalu over dalam memantau anaknya.

Dibagian bab pertama, penulis menyuguhkan motivasi yang sangat penting bagi pembaca. Ilustrasi dorongan yang sangat kuat terlihat pada sub bab Terbang Seperti Elang dan Keluarlah Dari Sangkar Emas. Nak, ketika ayah melepasmu belajar di pesantren, karena ayah ingin kau seperti elang. Bukan burung merpati yang dikodi, diikat sayapnya yang hanya bisa terbang tak jauh-jauh dari rumah (halaman 18). Orang tua harus benar-benar siap melepas anaknya dari sangkar emas untuk menyusuri kehidupan di pondok pesantren hingga terbang jauh dan tinggi. Kekhawatiran-kekhawatian orang tua itu dibahas lebih lanjut di bab kedua.

Pada bagian kedua ini penulis menjelaskan beberapa penerangan mengenai pondok pesantren, karena tidak sedikit orang tua santri masih menyalah artikan pondok pesantren. Pesantren Bukan Hotel, tegas dalam sub babnya. Jangan tuntut pesantren harus seperti hotel atau semi hotel sekalipun. Karena pesantren memang dirancang untuk mengajarkan dan mendidik anak siap menghadapi situasi yang tidak nyaman (halaman 49). Bukan hanya itu, orang tua harus benar-benar memaknai arti dari kasih sayang sebagai mana dijelaskan di sub bab selanjutnya. Sehingga orang tua tahu betul kebijakan kasih dan sayang apa yang harus ia berikan kepada anaknya.

Setelah orang tua paham betul mengenai pondok pesantren, di bagian ketiga penulis memberikan jurus jitunya kepada santri agar betul-betul betah mengenyam pendidikan di pondok pesantren. Dibagian ini penulis memberikan penawar atas beberapa problem yang sering dihadapi oleh santri, mulai dari rasa jenuh, menghadapi senioritas, mengatur keuangan, hingga menawar rindu. Santri harus mampu mengatasi jenuh. Sebab, dalam jenuh ada ujian kesabaran dan ketabahan. Semuanya adalah proses menuju tujuan yang diharapkan (halaman 89). 

Dibagian penutup penulis mencoba untuk mengajak pembaca mencicipi manisnya menjadi seorang santri yang mampu mengubah tantangan menjadi peluang untuk menggapai masa depan. Pupuk pendidikan yang diberikan mulai dari menghafal Al-Qur'an, bahasa asing, public speaking, menulis, hingga leadership akan berbuah manis kelak dimasa yang akan datang.

Diatas ketinggian akal dan agama kita bisa bisa memetakan wilayah-wilayah kebaikan dan keburukan, memetakan jalan masa depan yang penuh dengan keridhoan, sehingga kita bisa selamat dari jurang yang penuh dengan kebodohan.  Itulah bekal terbaik sebagai persiapan untuk terbang tinggi menggapai apa yang dicita-citakan. 

Judul Buku                  : 7 Jurus Betah di Pesantren

Penulis                         : Saeful Bahri

Penerbit                       : Buku Republika

Tebal/Ukuran            : xiv + 200 hal/13.5 20.5 cm

Cetakan                        : Cetakan 1, Juli 2019

ISBN                              :  9-78605-734908

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun