Mohon tunggu...
Dzikri Amrullah
Dzikri Amrullah Mohon Tunggu... Administrasi - Selamat Datang

Membaca | Menulis | Olahraga Menulis adalah bekerja untuk keabadian - Pram amrullahdzikri7@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jejak Singkat HAMKA

11 April 2020   10:10 Diperbarui: 11 April 2020   10:21 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia terlahir bukan semata-mata karena takdir Tuhan, melainkan juga hasil dari perjuangan berbagai tokoh yang yang peduli akan penindasan bangsanya sendiri. Berbagai golongan ikut andil dalam mencapai kemerdekaan, mulai dari yang bercorak nasionalis, sosialis, dan agamis. Soekarno, Sutan Syahrir, Hos Cokroaminoto, Muhammad Hatta; mereka adalah founding father bangsa Indonesia. 

Namun di balik kebesaran tokoh tokoh tersebut ternyata masih banyak founding father kita yang memiliki pemikiran dan jasa yang besar terhadap bangsa ini. Namanya redup tertutup oleh kepopuleran bapak Proklamasi Soekarno, bapak Koperasi Muhammad Hatta, sehingga namanya sangat sukar untuk ditemukan dibuku-buku sekolah. Haji Abdul Malik Karim Amrullah adalah salah satu nya.

Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau yang sering akrab dipanggil buya Hamka adalah salah satu ulama besar yang dimiliki bangsa ini. Kebesaran ilmu dan pemikiranya tersohor hingga ke penjuru tanah kelahiran Islam. Di mesir, beliau begitu terkenal sehingga seringkali mendapat undangan untuk mengikuti kegiatan seminar keilmuan. Namanya begitu harum terdengar disalah-satu kampus ternama dunia, yaitu Al-Azhar Kairo, Mesir.

Perjalanan hidup Hamka tak seindah yang kita bayangkan, hidupnya tak sedatar seperti meja dan tak semulus kain sutera. Lika liku kehiduapan pernah ia rasakan, getir pahit nya pernah ia telan. Cobaan bertubi tubi terus ia rasakan selama perjuangan sebelum ia menjadi ulama besar, walau memang dia adalah salah satu turunan ulama besar juga di tanah kelahiranya, Luhak Aga, Padang, Sumatera Barat.

Hamka terlahir pada tahun 1908 dengan nama kecil Abdul Malik. Penambahan nama "Karim" merupakan nama ayah nya, yakni Abdul Karim dan diakhir nama nya terselip nama "Amrullah" yang merupakan nama kakek nya yakni Syekh Muhammad Amrullah. Penulis yang memiliki nama akhiran Amrullah pun merasa bangga, ternyata nama akhiran tersebut adalah nama seorang ulama besar ditanah Sumatera. Sebagai anak tertua Abdul Malik diharapkan menjadi penerus ayah nya kelak, sehingga dia didik khusus oleh ayah nya sejak dini. Sebuah harapan agar syiar Islam terus berjalan sampai ke penjuru Nusantara.

Namun harapan seorang Abdul Karim sebagai ayah tak berjalan seperti yang ia harapkan, pada usia sepuluh tahun naluri berontak nya mulai muncul. Ia sangat jenuh dengan asupan-asupan keagaman, kitab-kitab fiqh yang ia terima setiap hari membuat nya jenuh ditambah lagi sikap ayah nya yang begitu keras mendidik anak. Sikap yang otoriter membuat Hamka begitu brutal dan tidak betah untuk tinggal di rumah. Nampak nya Hamka belum begitu paham kenapa ayah nya memperlakukan dia seperti itu, pendidikan yang keras dan saklek tanpa tawar.

Hari hari kecil nya ia pun sering ditinggal oleh ayah nya, beliau terlalu sering keluar daerah untuk melakukan tabhligh nya. Maklumlah ayah Hamka ini merupakan salah satu penyiar agama pula yang terkenal di daerah kelahiranya. Bakat dakwah Hamka memang sudah ada dari keturunan kakek nya. Ujian terberat nya ketika ia menginjak usia dua belas tahun, kedua orang tua nya bercerai. Hal tersebut yang membuat psikologi Hamka semakin terpuruk. Kurang nya kasih sayang dari orang tua semakin membuat ia bimbang untuk menjalankan hidup nya.

Ketika orang tua nya berpisah ia lebih memilih untuk ikut bersama ayah nya, walaupun banyak cemooh yang ia terima karena bertentangan dengan adat. Seorang anak tidak lah pantas untuk tinggal bersama ayah yang sudah tak beristri ibu kandungnya. Apa boleh buat, ia tak ingin mengikuti ibu nya yang sudah memiliki suami baru.

Lantas bagai mana Hamka bisa mengembangkan dan menemukan jadi diri nya hingga menjadi ulama besar di bangsa ini dengan kondisi masa kecil yang begitu tertekan. Yang sampai sekarang era modern belum ada yang bisa disandingkan dengan nya. Penasaran dengan kisah selanjut nya?  suatu saat saya akan tuliskan kembali bagaimana perjalanan hidup sang ulama besar ini.

03-01-2016

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun