Mohon tunggu...
Dzikrazahira Nabilah
Dzikrazahira Nabilah Mohon Tunggu... Lainnya - XI MIPA 2 - Absen 12

Dzikrazahira Nabilah (12) - XI MIPA 2

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Siapa yang Mematikan Lampu?

23 November 2020   18:02 Diperbarui: 23 November 2020   18:05 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hari ini sangat melelahkan. Tumpukan kardus dan barang di hadapanku seolah mengejekku yang bercucuran keringat kelelahan. Yah, memang salahku juga sih, membawa barang sebanyak ini. Harusnya aku seleksi lagi barang mana yang benar-benar penting dan aku butuhkan di apartemen baru.

"Kalo capek istirahat dulu aja bentar, Kal. Makan dulu yuk, mau nggak?" Ajak Kania, Kakakku. "Entaran dulu deh, Kak. Ini masih banyak banget barang-barang aku yang belum dirapihin. Terus apartemennya juga berdebu banget nih, karena udah lama banget nggak ditinggalin kata pemiliknya. Jadi yaa, harus aku bersihin dulu juga. Untung gede dan murah sewanya, kalo enggak males banget aku bersihin debu segini tebelnya." Jawabku. Kakak hendak menjawabku lagi, namun terpotong oleh kehadiran Papa dan Mama yang menghampiriku sambil meletakkan kardus barangku yang terakhir.

"Ah, Mama jadi sedih anak bontot Mama sudah besar. Sudah kuliah dan bakal tinggal sendirian lagi," ujar Mama. "Papa juga heran, perasaan baru kemaren lho Kal, kamu nangis-nangis minta dibeliin tas pink kelap-kelip gambar Barbie sampai ngancem mogok makan seminggu HAHAHA," sambung Papa diikuti dengan tertawa terbahak-bahak keluargaku. Aku pun menggerutu kesal karena hal memalukan itu diungkit kembali.

"Anak-anak, Papa sama Mama mau ketemuan sama temen lama yang tinggal di Bandung, udah lama nggak ketemu jadi sekalian aja mumpung lagi disini. Kalian kami tinggal dulu ya," ujar Mama. "Aku mau cari makan deh sekalian jalan-jalan, kamu yakin nggak ikut Kal?" Tanya Kakak. "Enggak deh, aku mau istirahat bentar, terus lanjut beresin lagi. Kalian pergi aja, aku nggak apa-apa kok," jawabku. Mereka pun pamit dan pergi meninggalkan apartemen, hingga tersisa aku seorang diri di apartemen tersebut.

Aku menyibukkan diri dengan mengeluarkan baju-baju dan buku milikku dari kardus. Barang besar dan barang elektronik seperti televisi, kulkas, sofa, kasur, dan sebagainya sudah diantar dan dipasang kemarin. Karena itu, aku memutuskan untuk istirahat sebentar sembari menonton televisi untuk menghilangkan rasa lelah.

Tiba-tiba... PRANG!!! Aku terkaget dan menoleh ke sumber suara tersebut. Saat kulihat ternyata piring di dapur ada yang terjatuh dan pecah. Aku pun terheran, "Perasaan enggak ada siapa-siapa dan enggak ada angin juga," pikirku dalam hati. Aku pun mengusir pikiran buruk tersebut, dan merapikan pecahan piring yang berserakan.

Saat aku ingin melanjutkan menonton televisi, tiba-tiba televisinya menjadi statis dan buram. Sudah kucoba mengganti channel menggunakan remote pun tetap sama saja. Akhirnya aku memutuskan untuk mematikanya dan meninggalkan sofa untuk pergi tidur ke kamar. Namun, saat aku hendak berjalan menuju kamar, tiba-tiba televisinya menyala sendiri.Televisi itu masih menampilkan layar statis dan buram. Aku bersumpah, aku meletakkan remote nya di sofa. Aku bergegas mematikan televisinya kembali dan berlari ke kamar.

Aku bersembunyi di bawah selimut, mencoba untuk tidur, tapi tidaak bisa juga. Perasaanku mulai tidak enak. BUK!!! PRANGG!!! Aku terkejut kembali dan berusaha mengecek perlahan sumber suara tersebut. Di luar kamar aku melihat tumpukan bukuku diatas rak yang terjatuh berserakan di lantai, dan ada piring di dapur yang pecah lagi. Dengan perasaan takut aku membereskan semuanya cepat-cepat.

Saat aku sedang membereskan pecahan piring, tiba-tiba... pet, MATI LAMPU! Sungguh, aku ingin menangis sekarang juga! Aku berusaha mencari handphone-ku, namun aku baru ingat bahwa baterainya habis dan aku lupa menchargenya. Aku takut ruangan yang gelap. Sungguh, mengapa pada hari pertama aku pindah mati lampu? Apakah listriknya bermasalah? Atau ada yang mematikannya? Tapi, aku sendirian di rumah. Aku benar-benar takut dan bingung, tidak tahu apa yang terjadi dan tidak bisa berpikir jernih.

Dan di saat kukira keadaan tak bisa lebih buruk lagi, ku dengar gedoran pintu yang sangat keras dan bertubi-tubi dari luar. Aku ingin membukanya, namun kakiku sudah lemas dan takut apa yang ada dibalik pintu itu tidak seperti harapanku. Aku hanya bisa duduk di sudut dapur sembari menutup wajahku. Lalu, pintu pun terbuka...

"SURPRISE! HAPPY BIRTHDAY KALIYA!" Ternyata mereka adalah keluarga dan teman-temanku yang membawa kue ulang tahun dan berbagai hadiah untukku! Aku menangis terharu dan lega, lalu menyapa semua teman-temanku. Dengan perasaan lega dan gembira dalam diriku, kami semua mengobrol, bercanda-canda, dan tertawa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun