Mohon tunggu...
Dzarrotul Muhsinah
Dzarrotul Muhsinah Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Nama : Dzarrotul Muhsinah Al masri Nim : 11140054 PGMI B UIN MALIKI MALANG

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Mitos Itu...

27 Maret 2014   17:45 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:24 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mitos memiliki asal kata (bahasa Yunani : mythos atau mite) (bahasa Belanda : mythe) adalah cerita prosa rakyat yang menceritakan kisah berlatar masa silam yang jauh, mengandung penafsiran tentang alam semesta dan keberadaan makhluk di dalamnya, serta dianggap benar-benar terjadi oleh yang empunya cerita atau penganutnya.

Mitos dikenal di berbagai bangsa dunia, di dalam setiap lingkup kebudayaan bangsa-bangsa di dunia pasti berbeda-beda versi pandangannya, dengan berbagai versinya mereka mengingat adanya mitos dan legenda yang menguraikan leluhur, asal-usul manusia, dan perbuatan dewa di masa silam. Percaya atau tidak banyak orang yang menyakini adanya mitos di masa silam.

Mitos juga dapat berkenaan dengan leluhur bangsa atau suatu suku bangsa. Di Yunani dikenal mitologi dewa-dewa yang berprilaku seperti manusia, ada benci, ada suka, persaingan, kemarahan, fitnah, dan lain-lain. Dalam kebudayaan Mesir kuno juga dikenal mitologi dewa-dewa yang digambarkan berkepala binatang dan makhluq supranatural.

Mitos dalam konteks budaya Jawa. Dalam konteks budaya Jawa menurut Endraswara (2003), mitos adalah cerita sakral yang terkait dengan tokoh yang diidolakan atau dipuja. Tokoh ini hanya dapat dijumpai pada dunia khayal, merujuk pada hal penting. Benar atau tidak terjadinya dan buktinya tidak dipentingkan. Mitos ini menjadi kebenaran kolektif yang tidak boleh diganggu atau dipertanyakan karena menyangkut hal yang suci. Oleh karena itu menurut budaya Jawa, mitos bukan sekedar dongeng. Mitos pada kebudayaan Jawa menjadi referensi semua tindakan dan sikap dalam kehidupan manusia Jawa. Tindakan yang dimaksud adalah dalam hal spiritual religius, bukan tindakan sehari-hari. Mitos mengandung suatu kebenaran absolut yang tidak boleh diganggu gugat, harus diikuti, baik suka ataupun tidak suka.

Mitos pada manusia modern. Meskipun manusia modern sudah mulai meninggalkan mitos, namun tidak sepenuhnya bisa terlepas dari mitos. Ketergantungan ini ditunjukkan dengan masih beredarnya perilaku mistis, terutama saat manusia menghadapi dengan kesulitan yang diluar jangkauan kekuatannya. Mitos manusia modern merosot pada bentuk legenda, epik dan balada. Dalam kondisi seperti ini, maka mitos mengalami desakralisasi. Hal ini dikarenakan manusia modern mulai memiliki pola pikir yang rasionalistis, meskipun tidak semua fenomena kehidupan tidak dipahami oleh rasio manusia.

Suatu teori menyatakan bahwa mitos adalah catatan peristiwa bersejarah yang dilebih-lebihkan. Menurut teori ini, penutur cerita melebih-lebihkan peristiwa sejarah secara terus-menerus sampai akhirnya figur dalam sejarah tersebut memperoleh status setara dewa. Secara sederhana, definisi mitos adalah suatu informasi yang sebenarnya salah tetapi dianggap benar karena telah beredar dari generasi ke generasi. Begitu luasnya suatu mitos beredar di masyarakat sehingga masyarat tidak menyadari bahwa informasi yang diterimanya itu tidak benar. Karena begitu kuatnya keyakinan masyarakat terhadap suatu mitos tentang sesuatu hal, sehingga mempengaruhi perilaku masyarakat.

Takhayul adalah kepercayaan terhadap sesuatu yang dianggap ada, padahal sebenarnya  tidak ada. Takhayul Secara bahasa, berasal dari kata khayal yang berarti: apa yang tergambar pada seseorang mengenai suatu hal baik dalam keadaan sadar atau sedang bermimpi.

Kepercayaan atau takhayul ini sebenarnya sudah dihilangkan oleh Islam. Rosulullah pernah berdebat dengan orang Badui. “Tidak ada penyakit menular dan tidak ada kepercayaan pada tahayul,” sabda Nabi Muhammad saw.

Jelas, takhayul tidak ada tempat dalam Islam dan dalam hati kaum Muslimin. Tahayul merupakan bentuk syirik. Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud, Nabi Saw berkata: "Tiyarah (takhayul) ialah sejenis syirik" (HR. Tirmizi).

Jadi, kita sebagai muslim yang sholihah alangkah baiknya jika kita tidak begitu memperhatikan mitos dan takhayul di lingkungan sekitar kita. Sudah seharusnya kita berlaku baik kepada semua makhluq di dunia ini dan juga selalu ingat kepada Allah SWTuntuk selalu berpasrah diri dan merendahkan diri kepada Allah SWT atas segala kehendakNYA, karena kehendakNYA pastilah yang terbaik untuk makhluqNYA.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun