Mohon tunggu...
Inamu Dzakiyyatul Jamilah
Inamu Dzakiyyatul Jamilah Mohon Tunggu... Lainnya - Fb : Inamu dzakiyyatul jamilah, Instagram :Inamu_99

Mahasiswi "Ngono yo ngono nanging yo ojo ngono"

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Regulasi Emosi untuk Membentuk Karakter yang Kuat pada Anak

29 September 2019   05:56 Diperbarui: 29 September 2019   06:08 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Hari ini, Kemungkinan para orang tua sedang membesarkan anaknya  yang sudah mulai masuk pada generasi alpha, dikatakan sebagai generasi  alpha karena anak-anak lahir pada tahun 2010 sampai 2015. Anak pada generasi alpha ini hidup dalam kemajuan-kemajuan teknologi  sehingga hal tersebut tentu menjadi sebuah kesempatan bagi mereka, namun juga akan menjadi sebuah tantangan bagi orang tua.

Kita lihat saja hari ini, semakin berkembangnya zaman yan serba teknologi. Kita di tuntut untuk melakukan segala hal dengan lebih cepat. Disini secara tidak sengaja , karena alasan dari lingkungan maupun situasi itu sendiri membuat orang tua menuntut si anak  untuk lebih cepat dari yang seharusnya.

Hal ini akan menjadi sebuah resiko, apabila orang tua menuntut namun perkembangan si anak belum mencapai dengan apa yang mereka inginkan.

Dalam sebuah pengasuhan, tentu sudah seharusnya orang tua memperhatikan perkembangan-perkembangan yang ada pada anaknya.

Apabila tuntutan dari orang tua yang maunya serba cepat, tentu hal ini akan berdampak bagaimana reaksi anak untuk kedepannya. Misalkan saja, anak meminta sesuatu yang instan, yang seperti ingin cepat selesai dalam sebuah kegiatan, ingin cepat mendapatkan hasilnya, sehingga disini, anak kurang menghargai proses dengan apa yang telah mereka lakukan.

Kita ketahui bahwasanya keberaadaan gawai atau gadget  ini merupakan sudah hampir menjadi kebutuhan anak generasi Alpha, hal ini tentu tidak dapat di hindari.

Kemudian dari pada itu, tentu sudah seharusnya sebagai orang tua juga membekali diri untuk paham  betul supaya dapat mengiuti perkembangannya, serta tidak ketinggalan dengan anaknya.

Kemudahan dalam mendapatkan informasi di era teknologi ini telah memberikan sebuah kesempatan untuk si anak melihat hal-hal yang mana ini membutuhkan analisa yang lebih sejak awal di mana hal tersebut bisa saja berbahaya untuk anak.

Padahal kita tahu sendiri, jika anak melihat sesuatu dengan mata kepalanya sendiri tanpa pengawasan orang tua, bisa saja anak menelan apa yang dilihatnya tanpa bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah atau mana yangbisa ditiru dan mana yang tidak bisa ditiru.

Tentu dari pernyataan di atas, lalu bagaimana cara supaya anak dapat memutuskan apa yang mereka lihat, dapat di tuiru atau tidak, orang tua harus dapat memastikan bahwa anaknya tumbuh dengan memiliki karakter yang luat. Dimana karakter yang kuat tersebut, dapat tampak dilihat ketika seorang anak memiliki kecerdasan emosi.

 Apabila anak memilki kecerdasan emosi, berati dari diri anak sudah dapat meregulasi emosinya, dimana regulasi emosi ini merupakan apabila kita mengenali apa yang sebenarnya kita rasakan, memahaminya dan kemudian bisa mengontrol apa yang kita rasakan maka kita dapat mengekspresikannya dengan cara yang tepat. Dari situ, pentingnya regulasi dilatih atau diberikan kepada anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun