Mohon tunggu...
Inamu Dzakiyyatul Jamilah
Inamu Dzakiyyatul Jamilah Mohon Tunggu... Lainnya - Fb : Inamu dzakiyyatul jamilah, Instagram :Inamu_99

Mahasiswi "Ngono yo ngono nanging yo ojo ngono"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sepiro Sangarmu "Moco" Filsafat Batu yang Mengubah Nama dan Perilaku Seseorang

9 April 2018   09:47 Diperbarui: 9 April 2018   10:07 3205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Seberapa hebatmu kamu  mau membaca, yah begitulah artinya jika judul itu di terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Banyak yang beredar video tentang kata-kata  sepiro sangarmu yang menunjukkan sebuah tantangan yang ditunjukkan kepada seseorang. Kali ini saya akan menantang diri saya sendiri dan para pembaca kompasiana yang budiman, apakah tetap masu melanjutkan kegiatana membaca tulisan saya yang ini.

Uji seberapa sangarmu mau membaca :D Saya pernah mendapat cerita dari guru ngaji saya, tentang seorang santri yang merasa dirinya itu bodoh, tetapi dia tetap masih mau belajar dan belajar. Di dalam kesadaran kebodohan dirinya itu, dia hanya memiliki modal niat yang kuat untuk bisa untuk menghilangan kebodohan dari dalam dirinya, setiap waktu belajar.

Pergilah ia menuju gurunya dan berharap mendapat ilmu dari gurunya tersebut. Dia merasa dia tidak pandai, apabila dibandingkan dengan teman-temannya. Namun ia lebih pandai dalam ber adab. Maka tibalah suatu hari sang guru memanggil beberapa santrinya untuk di uji sudah sampai manakah hafalan santri-santrinya. Maka tibalah di hadapan gurunya yaitu santri yang merasa bodoh tadi, dan santri yang sudah hafal banyak.

Didalam ujian tersebut, ternyata guru mendapati  santri yang terkenal sudah hafal banyak, mancet ketika hafalan. lalu tiba giliran santri yang merasa bodoh ini, datang dihadapan gurunya, kemudian meminta santri bodoh ni untuk menghafal, wal hasil memang benar hafalan santri bodoh ini memang tidak selancar santri yang pertama tadi, namun ia berhasil menyelesaikan hafalannya.

Lalu gurupun berpesan dan mengatakan kepada santrinya, " Nak... kalaupun kamu sudah bisa, tolong jangan berhenti belajar ya nak, jangan berhenti untuk mengulang-ngulang apa yang telah kalian pelajari dan yang telah kalian dapat dari sini, guru tidak ingin, santri-santri di sini " .  mungkin kata sepiro sangarmu ingin bertanya sebentar, bagaimana para pembaca menyimpulkan dari kisah di atas?

Sama halnya seperti membaca, seseorang siswa yang memiliki hobi membaca sudah merupakan modal dalam belajar, sebaliknya seseorang siswa yang malas dalam membaca maka akan jauh dari pengetahuan, kisah ilmuan Ibnu Hajar Al Haitamy dapat menjadi contoh bagi siswa, dimana pada awalnya dia tergolong anak yang kurang pintar, dan di akui oleh gurunya, berkat ketekunannya membaca, akhirnya menjadi siswa yang berilian dan seorang ilmuan yang terkenal, kegigihan ia belajar dan membaca dia di beri nama oleh gurunya Ibnu  Hajar atau anak batu.

Diambil dari pengalaman ibnu hajar sendiri tatkala dia pesimis belajar  dengan terpaksa harus pulang kekampung halamannya, dimana di pertengahan jalan, di tempat istirahat,dia menemukan batu yang dulunya batu tersebut mulus , dan sekarang  sudah berlubang di akibatkan oleh tetesan setetes air yang lama. Hal ini yang membuat hatinya bergelora untuk belajar membaca, di dalam lubuk hati ia berkata bahwa saya ini belum cukup lama belajar, sambil bertanya pada dirinya " apakah otakku sekeras batu?" sedangka batu yang keras masih kalah oleh tetasan air yang terus-menerus dalam waktu yang lama, dia menjawab sendiri pertanyaan itu, " tidak-tidak, otakku lebih lembut dari batu, dengan lama kelamaan insha Allah otakku akan berisi .

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun