Mohon tunggu...
Inamu Dzakiyyatul Jamilah
Inamu Dzakiyyatul Jamilah Mohon Tunggu... Lainnya - Fb : Inamu dzakiyyatul jamilah, Instagram :Inamu_99

Mahasiswi "Ngono yo ngono nanging yo ojo ngono"

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Harapan Wanita Itu

29 September 2017   02:43 Diperbarui: 29 September 2017   03:01 743
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Melihat Seorang wanita yang harus mengandung jabang bayi 9 bulan  didalam perutnya, dimana-manapun sang jabang bayi selalu ia bawa, mulai dari bangun tidur dia akan menemui perut yang besar, dan pasti akan membawanya kemana-mana,memasak,buang air,kepasar, hingga "rewang" dirumah tetanggapun dia sanggup membawa jabang bayi yang  ada dalam perutnya itu.  (rewang, gotong royong membantu tetangga yang sedang ada acara)

Apakah ia lelah? Iya tentu saja ia lelah, namun rasa lelah itu akan terganti karena ada alasan yang membuat ia harus menghilangkan lelahnya. ia sadar bahwasanya ia mengandung amanat yang diberikan tuhannya. Ia sadar bahwa tuhannya akan memberikan anugerah yang sangat bernilai dalam hidupnya. Maka, bagaimana ia akan lelah? Jika dia telah dipercayai tuhannya mengandung sesosok jabang bayi yang akan memimpin dunia ini, memimpin negeri ini. Disetiap detik nafasnya,Sepanjang waktu do'a itu mengalir untuk jabang bayinya, untuk diberi kesehatan didalam perutnya.

Tapi apa yang dibalas sang jabang bayi? Secara tiba-tiba dia memaksa keluar begitu saja,  tidak tahu waktu, tidak tahu tempat, dan memaksa untuk segera keluar. wanita itu hanya merintih kesakitan, berharap jabang bayi sabar menunggu waktu untuk datang.  Waktu yang seharusnya waktu untuk istirahat dia mulai memaksa wanita itu mengeluarkanya, dia memaksa untuk keluar tanpa tahu bagaimana dan diposisi apa wanita itu berada.

Praaak..!! Jatuhnya piring mewakili protes sang jabang bayi. Wanita mulai tak nyaman dengan perutnya, hingga dia tak sadar telah memecahkan piring cantiknya  berkeping-keping menjadi lima enam.

Keluarkan aku hai kau! Aku ingin keluar dari sini aku lelah diperutmu ini !

Wanita mulai menyerah, tak sanggup mengatasi kemarahan bayinya itu, ia berlari mencari suster dengan  pakaian dapur yang masih bau dengan bau aroma sate bakar.   suster tolong keluarkan isi yang didalam perutku ini ! tolong bantu saya suster ! tapi ingat suster kau harus hati-hati karna ia titipan ilahi yang harus kujaga sampai mati ! pinta sang wanita.

Oekk !! Oek !! Keluarlah malaikat kecil sang  wanita dengan gagah dengan berani mengatakan oek oek.. hadir tanpa Salam sudah berani sekali ia mengatakan oek oek didunia lain. Mempersilahkan bayi untuk tenang, ASI pun menjadi hidangan pertama yang membahagiakan baginya. Mulailah ia tenang, tanpa teriak oek oek lagi. "Oke aku akan diam karna aku membutuhkanmu hai ASI!!"  begitu tanggapan sang bayi. Sudah lama sekali aku menunggu hadirmu nak, dan saat inilah kamu datang menemani aku kamu sudah memberikan energy yang positif untuk hidup baruku..

Maafkan aku nak, aku hanya mampu mengiringi 9 bulan itu dengan do'a yang sangat sederhana dan aku akan selalu berharap kau menjadi apa yang selalu menjadi do'aku nak.. Minumlah ASI sepuasmu, semaumu nak, itu memang sudah hakmu..

Do'aku untukmu wahai malaikat kecilku, Semoga kau adalah malaikatku yang senantiasa berada dijalan yang lurus atas rohim tuhanmu,dan selalu menaruh sangRobbi izzati didalam benak dan fikiranmu kelak, kau selalu berbakti pada aku karna aku adalah ibumu, kau menjadi anak yang mampu melindungi kaum yang lemah disekitarmu, kau menjadi malaikatku yang selalu peduli dengan makhluk-makhluk disekitarmu, kau selalu menghargai jerih payah ayahmu yang telah membiayai kau hingga dewasa nanti, sampai pada saatnya kau harus bersabar saat kau harus mencari ilmu yang begitu besar godaan.

Siappp bu, tapi aku masih begitu kecil untuk hal itu, jawab sang bayi.

terimakasih sudah menyertai do'a itu ibu, maafkan aku ibu, hidupku masih merepotkanmu dengan angkuh meminta tanpa ada balasan yang setara dengan pengorbananmu itu ibu. Kau malaikatku ibu, balasan apa yang harus kulakukan untuk membalas jasamu wahai ibu. Jabang bayimu, tanpa do'amu tidak akan menjadi bayi yang akan seperti ini ibu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun