Mohon tunggu...
dynahrosita
dynahrosita Mohon Tunggu... Administrasi - Suka baca komentar netizen... Untuk bahan obrolan...

Saya senang memasak yang mudah dan pasti enak (kukus sayuran/umbi2an dan bikin nasi/mie goreng). Rajin bersih-bersih toilet, karena gak suka dengan toilet yang bau dan kotor...Tapi, saya males beresin tempat tidur, hahaha... Saya suka berinteraksi dengan alam, seperti hiking, camping dan bersepeda.

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Rasakan Pedulinya, Rasakan Dukanya

8 Juli 2021   12:25 Diperbarui: 8 Juli 2021   21:56 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cerita ini dimulai tanggal 7 Juni 2021, saya dan ketiga teman saya terpapar virus Covid 19. 

Kaget, panik, dan tidak mengerti langkah-langkah apa saja yang harus saya lakukan. Hari itu terasa berjalan dengan cepat, handphone tidak berhenti untuk mengetik pesan dan menerima banyak panggilan masuk. 

Dimulai saat saya sedang membeli beberapa obat dan vitamin di apotik dekat tempat tinggal saya, seorang teman bertanya kepada saya, "Mba, lo positif juga?"

Seketika saya jawab, "Iya cuy". Lalu perbincangan kami mulai meluas ke teman-teman yang sudah dinyatakan positif terlebih dahulu untuk menjalani isolasi mandiri atau akhirnya dirawat di rumah sakit. 

Ketiga teman saya memiliki beberapa gejala yang sama, yaitu dimulai dengan radang dan demam. Namun, di antara mereka bertiga mungkin hanya saya yang tidak "parah", menurut pemahaman saya saat itu. 

Cerita tentang teman saya yang pertama, ia seorang wanita yang sedang hamil 5 minggu dan sudah merasakan sakit radang, demam hingga mual selama seminggu ini.

Akhirnya pada tanggal 6 Juni 2021, saya memintanya untuk tes antigen dan kemudian ia dinyatakan positif. Lalu satu kantor, serentak melakukan tes antigen dan pada esoknya empat orang dinyatakan terpapar positif Covid 19. 

Berikutnya saya sedikit ceritakan tentang teman saya yang kedua. Ia seorang wanita dan memiliki riwayat kista pada sel telurnya dan juga memiliki penyakit GERD. 

Awalnya teman kedua saya menceritakan bahwa sariawan yang ia derita selama seminggu ini telah menjadi nanah dan membuatnya menjadi susah makan dan sering batuk. 

Ia pergi ke rumah sakit swasta untuk tes PCR dan hasil antigennya menyatakan positif. Ia ingin sekali cepat mendapatkan perawatan di rumah sakit rujukan pemerintah. 

Saat itu ia pergi ke puskesmas terdekat untuk meminta surat rujukan rawat pasien Covid 19. Namun sungguh disayangkan, tenaga kesehatan malah kesal dan memarahinya hingga menyatakan bahwa dirinya menipu tugas keamanan untuk tidak tes suhu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun