Mohon tunggu...
Dyna Putri
Dyna Putri Mohon Tunggu... karyawan swasta -

spontaneous, daydreamer. lives by 'no pain no gain.. \r\n

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kisah Sukses Sopir Angkot Menjadi Motivator

4 Oktober 2012   13:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:16 2383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13493283891696826694

[caption id="attachment_216255" align="aligncenter" width="300" caption="Source Abdul Rahman Patiwi Facebook"][/caption]

Abdul Rahman Patiwi kini berpakaian necis dan rapih demi memenuhi permintaan dari acara-acara yang mengundangnya menjadi motivator. Mantan supir angkot ini memenangkan beasiswa pelatihan motivasi yang diselenggarakan Kubik Leadership senilai 80 juta rupiah. Mengenang masa lalu bukan hal mudah bagi Abdul, ketika ia hampir saja meraih gelar sarjana. Meskipun diliputi oleh kemiskinan dan keraguan, Abdul terus banting tulang bekerja menjadi sopir angkot demi membiayai kuliah jurusan komunikasi yang ia ambil, sayangnya detik-detik terakhir kelulusan, ia kehilangan file-file skripsi sehingga gagal menjadi sarjana.

Pekerjaan sebagai supir angkot terus menjadi sandaran Abdul hingga ia menemukan kembali titik cerah hidup dari sebuah program di radio. Abdul mendengar satu kalimat yang mengubah hidupnya. Konsultan acara radio kala itu menyebutkan bahwa setiap orang mempunyai satu potensi hebat, jika ia berhasil mengenalinya akan menjadi batu loncatan luar biasa.

Self Learning is the secret of success

Semenjak itu, Abdul melakukan “self learning’ dengan membeli buku-buku motivator ternama dan melahapnya sampai halaman terakhir. Tidak hanya sekedar membaca, Abdul melatih dirinya dengan ilmu-ilmu public speaking dengan cara otodidak. “Saya putar keras-keras musik untuk para penumpang, sedangkan saya sendiri belajar berbicara di depan audience sambil menyupiri angkot.”

Get close to your dreams

Abdul melangkah terus mencapai mimpinya dengan mengikuti seminar pelatihan motivator. Saat itu, biaya seminar terbilang mahal bagi Abdul namun tidak ia dijadikan sebagai hambatan. Dengan sabar ia menabung hingga uangnya mencukupi mengikuti pelatihan senilai Rp 2,5 juta. Ketika tabungannya tak juga terkumpul, ia memberanikan diri meminta keringanan. Akhirnya potongan harga ia dapatkan, ditambah lagi Abdul keluar sebagai peserta terbaik sehingga memperoleh satu bulan pelatihan gratis. Keberanian Abdul mengikuti seminar adalah langkah terbaik dalam  hidupnya, meskipun saat itu ia hanya mengenakan kemeja usang dengan bekas gigitan tikus di kerah. Tidak menjadi masalah untuk Abdul, ia memandang baju sebagai atribut yang tidak akan membuat percaya dirinya lembek.

Dalam meniti karier menjadi motivator, lambat laun ia mulai menerima undangan menjadi pembicara dan banyak bertemu dengan motivator senior yang ia kagumi. Merasa belum puas meskipun namanya mulai dikenal, Abdul pun menerbitkan buku pertamanya yakni The power of Dream. kesibukan Abdul menjadi motivator tengah membuatnya bermimpi lebih liar lagi, ia berkoar bahwa suatu saat nanti Ia akan menjadi motivator nasional sekelas  Andrew Wongso.

Abdul, si sopir angkot yang tidak berijazasah saja berani  bermimpi liar, why we can't?! He never let his excuses hold him back.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun