Mohon tunggu...
Widyasworo
Widyasworo Mohon Tunggu... Administrasi - Voice Over - MC

Seorang Ibu Rumah tangga yang kebetulan adalah juga pelayan masyarakat/ perangkat desa dan memiliki hoby yang dibayar , Seperti MC, Srcript Writer dan Voice Over /Pengisi Suara

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Podcast Menggeser Radio

1 Oktober 2020   09:55 Diperbarui: 1 Oktober 2020   10:05 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
tangkapan layar pribadi

Memasuki tahun 2020 banyak hal terjadi. Termasuk keberadaan media informasi dan hiburan audio "radio". Radio yang awal mulanya hanya bisa didengarkan melalui radio band saat ini sudah dinikmati melalui handphone android. Radio yang manual kontemporer berubah menjadi streaming. 

Padahal  dulu di tahun 2010 keberadaan radio streaming masih terpinggirkan. Banyak radio streaming yang dianggap aneh kala itu. Namun dari tahun ke tahun radio konvensional mulai mengikuti dan beralih pada basis internet yaitu radio streaming. Tidak bisa dipungkiri bahwa radio streaming memiliki pendegar  yang lebih cerdas dan menengah ke atas ketimbang radio konvensional walaupun tidak jarang pendegar radio konvensional juga kaum cendikia. 

Namun Ragam pendengar antara di kota dan desa juga berubah. Radio sebagai teman, sumber informasi dan hiburan di kala macet di jalan bagi kaum urban di kota-kota besar. Sedangkan di desa radio sebagai sahabat ibu rumah tangga di rumah sambil menyelesaikan pekerjaan rumah tangganya. Bahkan untuk para Pak Tani yang masih setia dengan langgam-langgam Jawa di saat menjelang makan siang di sawah, mendegarkan radio adalah suatu keharusan. 

Namun seiring berjalannya waktu tidak hanya radio konvensional yang mulai mengikuti jejak radio streaming namun muncul aplikasi untuk membagikan audio degan apik yang bernama PODCAST. 

Podcast mulai dikenalkan oleh Steve Job, CEO Apple.Inc pada tahun 2001. Podcast berarti ipod- broadcasting, harapannya bisa meggantikan keberadaan radio.

Podcast memiliki tujuan meyampaikan pesan dari podcaster kepada pendengarnya, untuk itu secara intonasi, artikulasi, dan volume tekniknya sama seperti saat kita siaran. 

PODCAST berbentuk file audio. Podcast juga sering disebut radio on demand, atau radio internet on demand atau radio blog, karena pendengar podcast memiliki kebebasan menentukan saluran dan episode mana yang ingin didengarkan.

Produksi sebuah podcast juga tergolong cukup mudah, sehingga banyak para milenial dan blogger yang membuat podcast. Ada yang untuk keperluan pendidikan, hiburan, game, kehidupan sosial, budaya dan lain sebagainya. 

Pada awalnya podcast hanya bisa dinikmati, dan didengarkan karena hanya berformat audio. Memang Podcaster tidak dapat berinteraksi langsung kepada pendengar seperti penyiar kepada pendengar. Namun kita dapat memutar ulang episode-episode podcast agar lebih memahami tujuan podcaster pada pendegar. 

Namun sejak audio visual booming, termasuk perkembangan sosial media seperti youtube, maka podcast juga bisa berbentuk visual. Sehingga audio podcastpun mulai beraloh menjadi repurpose content video podcast. 

Podcast yang kamu produksi bisa dinikmati melalui platform musik seperti, Spotify, Google Podcast, Anchor Fm dan Soundcloud. 

Dengan hadirnya podcast tentu berpengaruh dengan keberadaan radio. Radio mulai banyak yang gulung tikar, walaupun dilatarbelakangi oleh berbagai hal misalnya pihak sponsor yang lebih memilih platform digital, dan pendegar yang mulai beralih ke gadget dan berakhir sebagai pendengar platform musik digital. 

dokpri
dokpri
Tapi perlu diingat keberadaan radio tetap bermakna, tetap berada di tempat yang sama bagi kita yang berkecimpung radio. Namun tidak ada salahnya bagi kita untuk mencoba hal baru megikuti canggihnya teknologi agar kretivitas tetap berkembang dan pesan yang ngin kita sampaikan dapat diterima pada pendengar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun