Mohon tunggu...
Dyas NoviaraleFitriani
Dyas NoviaraleFitriani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halo, perkenalkan, nama saya Dyas Noviarale Fitriani, teman-teman saya biasa manggil saya Dyas. Saya merupakan mahasiswi jurusan Bimbingan dan Konseling dari Universitas Negeri Surabaya. Tertarik untuk belajar hal-hal baru dengan hobi menonton anime dan membaca.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Belajar Mengelola Stres untuk Mahasiswa Baru

18 November 2022   15:14 Diperbarui: 18 November 2022   15:21 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hai teman-teman semuanya, bagaimana kabar kalian semua? Saya harap, teman-teman semua memiliki kabar yang baik-baik semua, ya.

Saya memiliki pertanyaan untuk teman-teman, nih. Apa pendapat kalian ketika mendengar "Mahasiswa Baru"? Pasti yang terlintas di kepala kalian adalah ospek atau pengenalan lingkungan kampus. Kebanyakan orang akan berpikiran seperti itu pun juga sama dengan saya sewaktu masih menjadi siswa SMA dulu.

Mahasiswa baru merupakan masa peralihan dari siswa menjadi mahasiswa perkuliahan. Dimana untuk masuk di dunia perkuliahan, para siswa kelas SMA kelas 12 harus mengikuti serangkaian tes terlebih dahulu, yang mana membutuhkan persiapan yang bisa dibilang lama, agar benar-benar siap saat menjalani tes. Menjadi seorang mahasiswa baru pun belum  langsung mendapat materi perkuliahan. Mahasiswa baru harus mengikuti serangkaian kegiatan pengenalan lingkungan kampus dan jurusan, atau yang biasanya dikenal dengan ospek, yang biasanya memakan waktu hingga satu bulan atau bahkan ada yang lebih. Setelah serangkaian kegiatan pengenalan lingkungan kampus, barulah mahasiswa baru mendapat materi perkuliahan dan beberapa tugas, yang terkadang membuat beberapa mahasiswa baru sedikit kewalahan dan berimbas terkena stres.

Sebelum saya menjelaskan lebih lanjut, saya akan menjelaskan mengenai, apa itu stres? Stres merupakan suatu perubahan reaksi yang terjadi pada tubuh ketika seseorang menghadapi ancaman, tekanan, ataupun situasi yang baru. Saat menghadapi stres, tubuh akan melepas hormon adrenalin dan kortisol, yang mana pada kondisi ini, detak jantung dan tekanan darah meningkat, pernapasan pun meningkat, serta otot-otot pada tubuh menjadi tegang. Tubuh manusia sendiri mampu memberikan dua reaksi dalam merespon stres, yakni reaksi positif, dimana seseorang menjadi mampu beradaptasi dan memiliki motivasi dalam menghadapi tantangan. Serta reaksi negatif yang ditandai dengan rasa cemas dan takut yang biasanya dapat disertai dengan berbagai keluhan fisik. Gejala serta penyebab dari stres pun beragam dan mungkin berbeda pada setiap individu.

Mengapa sebelumnya saya menyebut jika mahasiswa baru merupakan masa peralihan? Hal ini karena, bukan hanya dari segi kegiatan yang mungkin bertambah padat, tapi pun menjadi mahasiswa juga dituntut untuk mandiri dalam segala hal, terlebih lagi bagi seorang mahasiswa rantau. Belum lagi proses adaptasi terhadap lingkungan kuliah, yang terkadang juga memnuat mahasiswa baru merasa tertekan. Maka, tak jarang banyak mahasiswa baru yang terjangkit stres saat baru beberapa bulan menjalani perkuliahan. Dan apabila hal tersebut terus berkelanjutan, maka akan berdampak buruk bagi mahasiswa itu sendiri, baik berdampak pada cara belajarnya yaitu berkurangnya motivasi dalam belajar yang nanti akan berpengaruh terhadap prestasi mahasiswa, atau bahkan dapat berdampak terhadap kondisi mental yang berujung depresi, hingga juga berdampak pada konisi fisik. Oleh sebab itu, sangat penting bagi seorang mahasiswa baru untuk mulai belajar mengelola stres. Bagaimana cara mengelola stres yang baik?

Disclaimer dulu nih, setiap orang punya caranya masing-masing dalam mengelola stres, jadi kita tidak harus melakukan hal yang sama persis dengan yang orang lain lakukan. Dan disini, saya akan memberi tips, bagaimana mengelola stres versi saya, yang dapat teman-teman pembaca dan teman-teman mahasiswa baru jadikan sebagai acuan nantinya. 

Hal pertama yang dapat dilakukan adalah dengan menjaga kesehatan tubuh, bagaimana caranya? Dengan cara melakukan aktivitas fisik yang teratur, seperti berolahraga secara rutin. Tak perlu melakukan olahraga yang berat, cukup dengan yoga atau jogging, yang mana kegiatan tersebut mampu membuat tubuh terasa lebih ringan saat beraktivitas lagi nantinya. Jangan menghabiskan waktu hanya tiduran di kasur sehingga tubuh jadi kurang mendapatkan sinar matahari yang cukup. Tubuh yang kurang mendapat sinar matahari yang cukup dan kurang melakukan aktivitas fisik, cenderung gampang terserang penyakit dan juga gampang terjangkit stres. Istirahatlah secukupnya, agar tubuh mampu menjalani aktivitas dikemudian hari dengan baik, serta menerapkan gaya hidup sehat dan bersih, dengan mengonsumsi makanan dan minuman sehat, seperti buah, sayur, atau dengan menerapkan empat sehat lima sempurna.

Selain itu, kita bisa melakukan hobi atau hal yang kita gemari sebagai hiburan,  disela-sela aktivitas. Sebagai seorang manusia, pastinya kita membutuhkan hiburan ditengah padatnya aktivitas yang kita jalani. Mengapa demikian? Karena manusia membutuhkan distraksi guna mengistirahatkan otaknya sejenak. Selain untuk menghilangkan penat, dengan hiburan, kita jadi bisa menstabilkan emosi serta mengasah kreativitas yang kita miliki. Hiburan dapat berupa melakukan suatu hobi atau hal yang kita senangi, seperti melukis, menyanyi, menonton anime, atau bahkan sekedar berjalan menyusuri taman. Setiap orang tentunya memiliki kegiatan yang berbeda-beda dalam mencari hiburan, tidak perlu melakukannya dengan waktu yang lama, karena ditakutkan dapat mengganggu aktivitas yang lebih penting lainnya. Lakukan dengan secukupnya saja.

Kemudian, mencoba menenangkan diri dan berusaha untuk berpikiran positif terhadap suatu hal, juga menjadi upaya yang tepat dalam mengelola stres. Menenangkan diri dengan bermeditasi dikala pagi atau sebelum beraktivitas mampu menyegarkan pikiran dan emosi, sehingga dapat fokus saat melakukan aktivitas nantinya. Selain itu, dengan bermeditasi, kita juga jadi mampu mengelola emosi dengan baik. Dalam mengelola stres, kita juga harus mencoba untuk berpikiran positif terhadap suatu hal, dengan mencoba menerapkan filosofi stoikisme. Yang mana, filosofi ini mengajarkan kepada kita, bagaimana cara untuk menciptakan kehidupan yang penuh dengan kebahagiaan nyata, dimana kitalah yang nantinya menentukan sendiri, apakah penderitaan atau kebahagiaan yang ingin kita rasakan kedepannya. Tidak lupa juga untuk menanamkan mindset jika semua yang terjadi pasti akan berlalu karena waktu akan terus berjalan.

Tentunya, tidak semua orang mampu untuk berpikiran positif ditengah tekanan yang sedang dialami, terlebih lagi, jika menghadapi tekanan seorang diri. Kita bisa meminta bantuan dari orang sekitar, yang sekiranya dapat kita percaya, seperti contohnya untuk membicarakan kegundahan atau keluhan yang sedang dialami. Membicarakan keluhan yang dirasakan dengan seseorang yang dapat kita percaya atau istilah yang sering digunakan pada jaman sekarang "curhat", juga dirasa mampu mengurangi tekanan pada saat stres. Dengan bercerita, kita membagi apa yang kita rasakan kepada orang yang kita percaya, sehingga beban dipundak dan perasaan kalut yang kita rasakan dapat sedikit terangkat. Hal ini mengingat manusia merupakan makhluk yang tidak dapat hidup sendiri, makhluk yang selalu ingin didengar dan diperhatikan oleh manusia lainnya. Kita juga dapat meminta saran dan masukan kepada orang yang kita percaya, sebagai bahan evaluasi kita kedepannya.

Selain beberapa cara yang telah saya jabarkan, yang tidak kalah penting adalah dengan meningkatkan ibadah. Karena apa? Karena manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan, yang tanpa-Nya, kita bukanlah apa-apa. Dan kita pun dapat menanamkan prinsip, bahwa Tuhan tidak akan memberikan cobaan diluar kemampuan umat-Nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun